Lihat ke Halaman Asli

Antara Kerumitan Otak dan Pembelajaran

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Otak merupakan organyang sangat vital dari seluruh organ yang membentuktubuh kita. Selama ini kita hanya terkonsep bahwa otak adalah pusat dan pengendali pikiran kita. Padahal, diluar hal tersebut masih banyak hal yang belum kita ketahui tentang otak, seperti susunan dan tingkatan otak yang begitu rumit, serta keunikan dari otak yang tidak dimiliki oleh organ lain.

Pada dasarnya otak manusia terdiri dari tiga bagian otak, yaitu otak reptil, otak mamalia, dan otak neo kortex. Otak reptil terletak di dasar otak dan berfungsi sebagai pusat kendali, dan mengatur fungsi utama tubuh. Ketika otak reptil ini aktif, seseorang tidak akan bisa berpikir, tetapi yang bekerja adalah insting atau nalurinya.

Otak reptil kemudian berkembang menjadi otak mamalia yang di dalamnya terdapat mendeteksi suatu kejadian atau gejala emosional, mengendalikan sistem kekebalan tubuh, hormon dan memori jangka panjang. Selain itu, sistem limbik di dalam otak mamalia berperan sebagai saklar untuk menentukan otak mana yang akan aktif, apakah otak reptil atau otak neo cortex. Bila seseorang dalam keadaan tegang atau marah, maka informasi yang diterima otak akan di teruskan ke otak reptil. Tetapi bila seseorang dalam keadaan bahagia atau rilex, maka otak neo cortex akan aktif dan dapat di gunakan untuk berpikir.

Otak neo cortex ini merupakan 80% dari total otak manusia dan berfungsi sebagai pusat kendali otak, mengawasi proses berpikir tingkat tinggi, memikirkan langkah pemecahan masalah, dan mengatur sistem emosi serta kepribadian kita.

Kaitan antara tingkatan otak dengan proses pendidikan adalah dalam proses pembelajaran mestinya dapat mengoptimalkan setiap bagian otak. Jika proses pembelajaran mampu mencapai otak neokorteks,maka otak reptil dan sistem limbik akan berkembang. Jika pembelajaran hanya menyentuh otak limbik ataupun otak reptil belum tentu neokorteks akan berkembang. Dengan demikian, pembelajaran mestinya mengembangkan kemampuan yang berhubungan dengan fungsi neokorteks, melalui pengembangan seni dan berbahasa, berpikir kritis dan berlatih memecahkan masalah, serta meningkatkan imajinasi dan kreativitas..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline