Munculnya inovasi Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi manusia, terutama dalam pembentukan pribadi manusia. Melalui proses pendidikan, manusia diharapkan dapat memperoleh ‘kemanusiaannya’, sehingga dapat menyadari realitas sosial yang terjadi disekitarnya dan menyadari perannya untuk berperilaku sebagaimana mestinya atas realitas sosial tersebut. Jika kita lihat saat ini, kondisi pendidikan Indonesia masih menemui banyak kendala, baik dari kualitas, tenaga dan fasilitas maupun output atau hasil dari proses pendidikan tersebut. Kondisi dan paradigma pendidikan pada saat ini melahirkan kualitas sumber daya manusia yang rendah. Kondisi kualitas sumber daya manusia yang rendah ini memperburuk kehidupan bermasyarakat. Untuk mengatasi pernasalahan trsebut maka harus diupayakan inovasi dalam dunia pendidikan.
Inovasi dalam Pembelajaran
Inovasi atau invention merupakan penemuan sesuatu atau hasil karya manusia yang benar-benar baru karena belum pernah ada sebelumnya. Sedangkan discovery adalah penemuan sesuatu yang telah ada sebelumnya. Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention dan discovery. Jadi pada dasarnya inovasi tidak harus menemukan hal yang baru, tetapi dapat juga hal yang sebelumnya sudah pernah ada dan selanjutnya diperbaharui kembali.
Adanya Inovasi dalam dunia pendidikan merupakan suatu kebutuhan supaya kualitas pendidikan semakin baik. Selama ini realisasi inovasi pendidikan hanya dilaksanakan pada lingkup sekolah sehingga hasilnya tidak maksimal seperti tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada daerah-daerah tertentu yang sulit di jangkau,inovasi pendidikan hanya menjadi menjadi bahan diskusi dalam berbagai forum. Dalam hal ini inovasi tersebut merupakan hasil pemikiran yang original, kreatif, dan tidak konvensional. Penerapannya harus praktis di mana di dalamnya terdapat unsur-unsur kenyamanan dan kemudahan. Semua ini dimunculkan sebagai suatu upaya untuk memperbaiki atau mengatasi kendala dan permasalahan yang dijumpai dalam dunia pendidikan.
Seperti yang dikemukakan oleh (Rogers, 1983 ; Lehman, 1981). bahwa munculnya suatu inovasi adalah sebagai alternatif pemecahan masalah, maka langkah pertama pengembangan suatu inovasi didahului dengan pengenalan terhadap masalah, maka dapat diketahui bahwa munculnya inovasi dalam dunia pendidikan adalah untuk menjawab dan mengatasi segala permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam proses pelaksanaan pendidikan. Identifikasi terhadap masalah inilah yang kemudian mendorong dilakukannya penelitian dan pengembangan yang dirancang untuk menciptakan suatu inovasi. Dalam hal ini perlu untuk diperhatikan bahwa inovasi akan mempunyai makna jika inovasi tersebut diterapkan sebab jika inovasi tersebut tidak diterapkan maka inovasi tersebut hanya akan menjadi inovasi yang tidak terpakai
Konsep Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini direalisasikan dengan tingkah laku sebagai hasil dari latihan atau pengalaman. Belajar pada esensinya dilakukan oleh semua makhluk hidup, dari bentuk kehidupan yang sederhana sampai yang paling kompleks. Bagi manusia, belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kemampuan, ketrampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain itu, kemampuan manusia untuk belajar secara terus menerus akan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kualitas hidupnya. Sedangkan bagi masyarakat, belajar mempunyai peran yang sangat vital dalam mentranfer budaya dan nilai moral serta pengetahuan pada generasi ke generasi.
Menurut Robert. M. Gagne dalam bukunya : The Conditioning of learning mengemukakan bahwa Belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Gagne berkeyakinan, bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi. Sedangkan menurut Morgan dan kawan-kawan (1986) pengertian belajar belajar adalah perubahan tingkah laku yang relative tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman. Pernyataan morgan di atas sejalan dengan para ahli yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku disebabkan adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal yang terjadi di dalam diri seseorang.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah suatu proses interaksi antar anak dengan anak, anak dengan sumber belajar dan anak dengan pendidik. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna bagi anak jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan rasa aman bagi anak. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri individu sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya.
Pembelajaran Berbasis Otak
Jika ditinjau dari bidang neurosains, suatu pembelajaran diartikan sebagai merupakan respons terhadap rangsangan sepanjang waktu (Dennison, 2008). Otak manusia merupakan bagian tubuh manusia yang paling kompleks dan merupakan satu-satunya organ yang senantiasa berkembang sehingga ia dapat mempelajari dirinya sendiri. Jika dirawat oleh tubuh yang sehat dan lingkungan yang menimbulkan rangsangan, otak itu akan berfungsi secara aktif dan reaktif selama lebih dari seratus tahun. Banyaknya bukti yang sekarang muncul mengenai belajar dan perkembangan otak menghasilkan suatu gerakan menuju praktik pendidikan yang mendukung pemahaman intuitif sebelumnya tentang belajar melalui keterlibatan langsung dengan aktivitas. Beberapa riset sudah menunjukkan bahwa janin yang masih berada dalam kandungan pun sudah belajar secara intens mengenai dunia di luar. Paradigma pembelajaran yang berorientasi pada pembentukan kecerdasan hendaknya mengacu pada perkembangan otak manusia seutuhnya. Realitas pembelajaran dewasa ini menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar lebih banyak mengacu pada target pencapaian kurikulum dibandingkan dengan menciptakan siswa yang cerdas secara utuh. Sementara itu, kegiatan yang terjadi di dalam ruang belajar masih bersifat konvensional yakni menempatkan guru pada posisi sentral (teacher centered) dan siswa sebagai objek pembelajaran.
Strategi Pemberian rangsang terhadap otak bisa dilakukan oleh pendidik dengan memberikan soal-soal untuk mengevaluasi materi pelajaran. Soal-soal yang diberikan harus dikemas seatraktif mungkin sehingga kemampuan berpikir siswa lebih otimal, seperti melalui teka-teki, simulasi, permainan dan sebagainya. Lingkungan pembelajaran yang cukup menyenangkan juga turut mempengaruhi dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya memanfaatkan ruangan kelas untuk belajar siswa, tetapi juga tempat-tempat lainnya, seperti di taman, di lapangan bahkan diluar kampus. Guru harus menghindarkan situasi pembelajaran yang dapat membuat siswa merasa tidak nyaman, mudah bosan atau tidak senang terlibat di dalamnya. Strategi pembelajaran yang digunakan lebih menekankan pada diskusi kelompok yang diselingi permainan menarik serta variasi lain yang kiranya dapat menciptakan suasana yang menggairahkan siswa dalam belajar. Selain itu, guru bisa juga mengupayakan dengan membuat suasana pembelajaran yang aktif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran yang aktif dan bermakna hanya dapat dilakukan apabila siswa secara fisik maupun psikis dapat beraktivitas secara optimal. Strategi pembelajaran yang digunakan dikemas sedemikian rupa sehingga siswa terlibat secara aktraktif dan interaktif, melalui model pembelajaran yang bersifat demonstrasi.
Dengan memperhatikan beberapa uraian diatas, kita harus turut berupaya mengubah paradigma pembelajaran dan pendidikan di Indonesia, dan mendukung realisasi dari teori pembelajaran berbasis otak, sehingga dapat memberdayakan otak secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H