Sudah dua minggu sejak istriku meninggalkan aku, saat ini aku seperti terperangkap dalam pekat mimpi. Rasanya, baru kemarin aku masih menikmati secangkir coklat hangat sembari melihat bintang-bintang memacarkan sinarnya dengan indah di balkon rumah, dan itu aku lakukan hanya berdua bersama istriku yang merupakan belahan jiwaku. Masih begitu jelas terngiang ditelingaku kata-kata manis itu "Aku akan selalu setia kepadamu sayang baik hidup atau mati"
Begitu ringan lidah istriku mengucapkan janji manis itu. Meskipun nyatanya, semerbak wangi bunga masih jelas menyita penciuman siapa yang melawati pusaraku tapi dengan teganya ia telah menganti genggamannya dalam mencari kedamaian. Ia sudah mendapatkan penggantiku dengan begitu cepat.
Hari ini, aku akan meminta janjinya. Ia pernah berjanji untuk tetap setia sehidup semati maka itu adalah hutangnya padaku. Takdir juga memihakku kali ini. Pesawat yang ia tumpangi jatuh dan menewaskan seluruh penumpang termasuk istriku, akhirnya kata sehidup semati itu dapat terwujud.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H