Saat itu sandyakala telah hilang, tutup hari menuju gelap malam
Terdengar sayup suara memanggil, kisruh kehancuran di depan mata
Bumi serambi indah nan permai, diliput cemas rasa was-was kian mencekam
Serdadu-serdadu terkutuk itu mencelupkan kakinya di tanah para pejuang
Dari penjuru takbir digaungkan, mengadu dalam hela nafas tersisa
Dersik kian laju berhembus, seolah bersorak pada muda balia
Jika tetap tunduk menutup mata bila tiba kezaliman
Esok 'kan ada genangan darah jiwa-jiwa tak berdosa
Itulah 'kan kau lihat dengan matamu aliran darah saudaramu
Pekikan dari barat keras terdengar, muak tuk tetap menjura pada penjajah