Lihat ke Halaman Asli

Dilema Percintaan Memicu Quarter Life Crisis

Diperbarui: 20 Januari 2021   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by https://thetab.com

Ketika mulai beranjak dewasa, seringkali timbul pertanyaan tentang jati diri dan tujuan hidup. Tumbuh menjadi manusia yang dewasa adalah sebuah keharusan bagi setiap orang, menjadi dewasa tidak hanya dilihat pada fisik semata, akan tetapi juga dewasa dalam hal berpikir, bertindak, dan menunjukkan sikap.

Kedewasaan akan terlihat ketika seseorang mampu mengambil langkah di awali dengan berpikir terlebih dahulu. Tujuan berpikir di sini untuk mengantisipasi dan memperkirakan apa dampak yang ditimbulkan jika ia memberikan reaksi terhadap suatu permasalahan.

Belakangan ini sering kali terdengar istilah quarter life crisis yang sebenarnya ini bukanlah hal baru. Keadaan ini digolongkan sebagai fenomena yang wajar, karena bisa terjadi pada hampir setiap individu yang baru memasuki fase kedewasaan diri. 

Pada fase ini, kita akan disibukkan dengan pencarian jati diri dan hal ini biasa terjadi di usia 20-30 tahun. Biasanya, krisis ini ditandai dengan munculnya perasaan bingung, dan bimbang akan kehidupan. Salah satunya disebabkan oleh tuntutan dan banyaknya pilihan hidup yang harus dipilih.

Pada hakikatnya, setiap individu memiliki harapan dan tujuan yang berbeda dalam menentukan hidupnya. Namun terkadang kita masih dilema serta diliputi rasa cemas berlebihan dalam mengambil keputusan. Hal ini timbul akibat adanya konflik batin dikarenakan terdapat paksaan untuk memilih beberapa hal. 

Contohnya seperti harus memilih antara kuliah di jurusan pilihan orang tua, atau yang benar-benar sesuai dengan passion yang kita miliki. Selanjutnya seperti harus memilih antara melanjutkan pendidikan S2, bekerja, atau menikah, serta berbagai pilihan hidup lainnya yang membuat kepala semakin pusing.

Pilihan-pilihan yang seperti itulah menyebakan krisis dengan mudah menghantui diri kita. Di masa sekarang ini, quarter life crisis sering kali menyerang anak milenial yang kerap merasa tidak nyaman, kesepian, serta mengalami depresi dalam hidupnya. 

Terlepas dari semua itu, fase ini merupakan suatu hal yang penting untuk dialami seseorang. Hal ini memiliki manfaat agar kita dapat mengenali diri secara lebih mendalam serta mempersiapkan berbagai kemungkinan yang ada di masa depan. 

Oleh karena itu, maka fenomena quarter life crisis bukanlah sesuatu yang harus kita takutkan. Hal ini memang wajar dialami seseorang yang berada di masa transisi menuju fase hidup berikutnya. Makanya, penting bagi kita semua untuk mempersiapkan fase ini dengan baik agar bisa menjalani hidup yang bahagia di masa mendatang.

Pada kenyataannya, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya quarter life crisis, faktor-faktor tersebut dimanifestasikan dalam bentuk perasaan minder atau insecure, tertekan, kenyataan yang tak seindah ekspektasi, serta rasa tidak bahagia atas segala hal yang telah diraih. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline