Siemens merupakan perusahaan konglomerat multinasional yang berpusat di Munich, Jerman dan merupakan perusahaan industri terbesar di Eropa. Pada tahun 2006/2007 mengalami kasus besar terhadap penyuapan ilegal secara global, dan Peter Lscher ditunjuk sebagai orang luar perusahaan pertama yang menjadi CEO Siemens. Padahal dari tahun 1847 sejak perusahaan didirikan hal ini tidak pernah terjadi, Peter setuju menjadi CEO di Siemens karena dewan perusahaan ingin menyelesaikan permasalahan tentang penyuapan global dan ia setuju untuk merundingkan bagaimana penyelesaiannya.
Pada awal kisahnya di tahun 2006/2007, Peter menjabat sebagai presiden Merck. Tetapi pada hari Jumat malam di bulan Mei 2007, Peter berangkat dari New Jersey dan tiba di hotel dekat Bandara Frankffurt. Ia disana menghadiri pertemuan rahasia dengan ketua Siemens pada masa itu, Gerhard Cromme yang tiga hari sebelumnya menelpon kepada Peter ingin bertemu. Peter sama sekali tidak mengenal Gerhard dan tidak pernah bekerja di Siemens, tetapi ia setuju bertemu dengan ketua perusahaan untuk membahas bagaimana caranya agar adanya perubahan yang menyelesaikan masalah tentang skandal penyuapan yang sedang perusahaan alami.
Gerhart dan Peter saling bertukar ide dan pemikiran dalam pertemuan tersebut dan Peter pun sadar bahwa mereka berdua sangat kompeten dalam membahas permasalahan setelah berbicara selama beberapa jam. Tidak adanya pembahasan mengenai kontrak kerja ataupun lainnya tetapi kepercayaan yang ditampakan oleh Peter dan Gerhart sangat kuat. Tetapi tentu saja harus ada keputusan resmi dari dewan perusahaan sebelum memperkerjakan Peter, hal ini dilakukan dengan pemungutan suara oleh dewan dan harus dilakukan segera karena penyelidikan-penyelidikan begitu ketat di perusahaan. Dan keputusan yang secara konstan ini tidak memberikan waktu untuk Peter dalam memberitahu CEO Merck yaitu Dick Clark, jadi untuk mengatur segala hal Peter berbicara dengan Dick dan mengundurkan diri tanpa tawaran rekomendasi pekerjaan pasca undur diri dan tanpa memberi tahu Dick, kemana Peter akan pergi. Hal ini secara garis besar terlihat beresiko, tetapi dua hari kemudian Peter resmi telah dipekerjakan di Siemens.
Peter tiba di Siemens pada masa-masa sulit yang menghadapi tuduhan penyyuapan di beberapa negara dan perusahaan membayar denda besar sebanyak $ 1,6 miliar. Tetapi Peter mempunyai mindset di dalam benaknya bahwa, akan ada kesempatan yang terlihat dibalik krisis yang ada dan kita tidak boleh melewatkan kesempatan tersebut, jika terlihat langsung kita genggam dan jalankan kesempatan tersebut agar dapat membawa keuntungan bagi perusahaan. Nyatanya, skandal penyuapan global ini menciptakan rasa urgensi di dalam lingkungan perusahaan akan adanya perubahan, dan jika rasa keharusan terhadap perubahan tidak ada akan sangat sulit dicapai terlepas siapapun yang menjadi CEO dalam Siemens. Siemens merupakan peusahaan pencetus inovasi yang bangga akan sejarah kesuksesannya.
Siemens harus berubah, dan perubahan tersebut kekuatannya datang dari bagaimana menerapkan strategi yang ditetapkan, bukan dari keunukan strategi implementasi saja. Bagaimana strategi adaptasi untuk keadaan dunia yang berubah secara cepat ? Perusahaan perlu mengimplementasikan strategi lebih giat, dan untuk melakukannya kita harus menganalisa bagaimana struktur organisasi dalam perusahaan serta apakah adanya individu yang tepat dengan pekerjaan yang tepat untuk mereka. Dalam beberapa bulan Peter mengambil alih di Siemens, adanya penggantian eksekutif tingkat atas pada presentase 80%, tingkat lini menengah sebesar 70%, dan pada tingkat lini bawah sebesar 40%. Peter pada dasarnya mengubah cara dewan perusahaan mengambil sebuah keputusan dan bekerja keras merampingkan dan menyederhanakan unit operasi global agar perusahaan dapat secara efektif mengelola perusahaan dengan ada atau tidak adanya skandal ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H