Kira-kira apa yang ada di benak fikiran kalian jika mendegar istilah yang satu ini? Pasti kalian bertanya-tanya dan mencoba membayangkan tentang dua kata dan dua hal. Yakni segitiga dan thowaf. Dalam membayangkan segitiga mungkin kalian hanya membayangkan seperti segitiga pada umumnya. Dan yang kedua adalah kata Thowaf. Thowaf sendiri bagi orang islam merupakan salah satu rangkaian dari ibadah haji maupun umroh yang wajib dilakukan saat menjalankan ibadah haji maupun umroh tersebut. Lalu apa hubungannya ada segitiga dan thowaf. Berikut penjelasannya….
[caption id="attachment_214882" align="aligncenter" width="300" caption="ilustrasi Segitiga Thowaf"][/caption]
Segitiga thowaf merupakan istilah yang baru saya dapatkan ketika menjejakkan kuliah di perguruan tinggi. Awal mulanya ketika saya mendengar istilah tersebut saya juga bertanya-tanya. Istilah apa itu? Anekdot ataukah yang lain? Dan ternyata istilah “Segitiga Thowaf” merupakan istilah yang diperuntukkan bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang dalam menjalani perkuliahan hanya terpaku pada tiga tempat yakni, Kampus, Kos-kosan atau Kontrakan, dan Warung Makan. Lalu apa hubungannya dengan istilah Thowaf? Seperti yang telah dijelaskan di atas tadi bahwa Thowaf merupakan serangkaian dari ibadah haji maupun umroh, yang cara melakukanya adalah mengelilingi atau memutari ka’bah selama tujuh kali. Jadi kalau ditarik kesimpulan Segitiga Thowaf merupakan fenomena atau rutinitas bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang dalam keseharianya hanya melakukan atau terfokus pada tiga tempat tadi yakni Kampus, Kos-kosan atau Kontrakan, dan Warung Makan dan hal tersebut dilakukan secara istiqomah atau terus menerus atau kontinyu (sebagai arti dari Thowaf, mengelilingi atau memutari ketiga tempat tersebut ).tapi jangan di bayangkan secara aneh atau sperti mestinya apa yang di lakukan orang thowaf tadi ya? Hehehe… Mentang-mentang menggunakan istiah Thowaf, berarti mahasiswapun dengan sengaja mengelilingi tiga tempat tadi dengan berputar-putar layaknya orang thowaf, karena sekali lagi ini hanya istilah, Ok!
Mungkin sebenarnya banyak istilah dan sebutan bagi para mahasiswa – mahasiswi yang dalam keseharian kuliahnya hanya bergerak pada ketiga tempattersebut maupun tempat semacamnya saja. Tak mau tahu dan tak tertarik untuk mengikuti kegiatan luar kampus, ntah itu organisasi, UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), atau mungkin bergabung dengan komunitas-komunitas lain yang sekiranya bisa menunjang kemampuan dan menambah wawasan keilmuan kita.
Fenomena mahasiswa yang kegiatanya hanya itu-itu saja tanpa ada keinginan sedikitpun untuk keluar dari kegiatan yang membosankan dan monoton yang terpaku hanya pada seperti ketiga tempat tadi, sebenarnya tak hanya ada di kampus UIN Yogyakarta, namun juga di kampus-kampus yang lain di Indonesia. Mungkin banyak factor yang melatarbelakangi mereka memutuskan untuk tidak mengikuti kegiatan diluar tadi. Mungkin mereka-mereka ini merasa nyaman dengan segitiga thowaf tadi, yakni pagi atau siang kuliah, habis kuliah cari makan di warung makan ntah itu warung Burjo, Angkringan, maupun yang lain, dan setelah itu kembali lagi ke kos, kontrakan untuk sekedar belajar sendirian, bahkan tidur mungkin. Atau mungkin karena mereka malas dan takut kuliahnya terganggu jika mengikuti kegiatan ekstra.
Saya sendiri pun pernah mengalami fenomena yang seperti Segitiga Thowaf ini. Di semester-semester awal saya juga takut untuk keluar mengikuti kegiatan ekstra kampus, karena saya takut kuliah terganggu. Namun ternyta pikiran saya itu tadi salah besar. Saya merasa monoton dan tak berkembang, maka saya semester berikutnya memutuskan untuk keluar dari rutinitas Segitiga Thowaf. Bahkan saya melihat teman-teman saya berorganisasi rata-rata bisa aktif di kelas dan kritis. Dan dia pun pernah berkta “ organisasi merupakan wadah supaya pemikirn kita bisa berkemang, berfikir kritis, bahkan pandai berdialektika lewat diskusi-diskusi yang di gelat secara rutin” ujarnya.
Jadi sebenarnya sebagai mahasiswa kita tak selayaknya hanya terpaku pada segitiga thowaf tadi. Ada kalanya kita juga perlu mengaktualisasikan diri lewat wadah-wadah yang mungkin bisa mengasah kemampuan kita entah itu organisasi, diskusi kelompok maupun yang lain., tanpa meninggalkan kewajiban kita untuk belajar materi perkuliahan di bangku kelas. Dan terakhir istilah Segitiga thowaf hanyalah istilah buatan yang sebenarnya diperuntukkan untuk mahasiswa yang seperti dijelaskan di atas tanpa bermaksud menyinggung atau yang lain. Karena semua kembali pada diri mereka yang menjalani kesehariannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H