Lihat ke Halaman Asli

Nakeysha Assyfa Putri

Pelajar SMA Negeri 1 Metro

Menuju Pemilu Berikutnya yang Bermartabat: Pelajaran dari Kontroversi

Diperbarui: 18 Februari 2024   18:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://images.app.goo.gl/QvDegrJ4HAhfScgd6

"Gunakan hak pilih dengan baik agar yang terbaik bisa terpilih."

"Dirty Vote" ini sendiri menceritakan tentang dugaan potensi kecurangan dalam proses Pemilu sampai dengan kebobrokan politik di Indonesia.

Dokumenter tersebut pun menuai berbagai komentar pro dan juga kontra dari masyarakat Indonesia.

"Dirty Vote" sendiri memiliki arti "Suara Kotor".

Maksudnya suara kotor adalah suara dalam pemilihan yang kotor atau tidak bersih.

Ada yang setuju dengan dokumenter tersebut dan mengatakan bahwa memang benar tujuannya untuk mengedukasi, tetapi tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa "Dirty Vote" hanyalah fitnah dan hoaks tidak berdasar untuk menjatuhkan kandidat tertentu.

Dandhy Dwi Laksono selaku sutradara dari "Dirty Vote" ini mengatakan bahwa film tersebut akan menjadi tontonan yang relektif di masa tenang Pemilu. Pada pers yang dilaksanakan pada Minggu (11/2/2024).

Dandhy berarap dokumenter yang disutradarainya tersebut dapat mengedukasi masyarakat agar masyarakat dapat menggunakan hak pilih dengan baik.

Namun sudah menjadi hal wajar bahwa  opini dan argumen setiap orang berbeda-beda, ada yang pro dan juga ada kontra.

Sama halnya seperti "Dirty Vote" ini, perilisannya yang sangat mendekati hari Pemilu membuat banyak masyarakat yang beropini bahwa dokumenter tersebut sengaja dirilis di masa tenang untuk membujuk pendukung salah satu kandidat agar beralih ke kandidat lainnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline