Akhir-akhir ini social media sedang dihebohkan dengan kasus seorang anak berumur 5 tahun yang tergigit anjing peliharaannya di Desa Pangkung Paruk, Buleleng, Bali. Lalu ia meninggal setelah sempat dibawa ke rumah sakit terdekat. Setelah ditilik ternyata hewan peliharaannya terjangkit penyakit rabies, yang kemudian anjing tersebut menggigit majikannya yang masih berumur 5 tahun itu dan tidak bisa terselamatkan.
Dikutip dari tweet user @djamtjoek, "Bahkan sifat penyakit ini sangat mematikan dan walaupun ditangani dengan cepat, umumnya tidak akan tertolong dengan alasan virus rabies ini masuk ke dalam tubuh manusia dan menyerang system saraf dan kecepatannya rata-rata 3mm/jam sampai menembus ke otak. Dan jika sudah sampai ke otak, maka manusia yang terinfeksi tidak akan selamat."
Gejala awal rabies pada manusia sebenarnya mirip dengan gejala flu biasa, termasuk demam, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, seiring berkembangnya penyakit, gejalanya akan menjadi lebih parah. Beberapa gejala yang mungkin timbul termasuk:
1.Kecemasan dan kebingungan.
2.Gangguan tidur, seperti insomnia.
3.Rasa takut terhadap air (hidrofobia) yang dapat menyebabkan keterbatasan minum dan air liur berlebihan.
4.Sensitivitas terhadap rangsangan cahaya dan suara.
5.Kejang dan kelemahan otot.
6.Gangguan mental dan perilaku tidak biasa.
Tetapi sebisa mungkin, jangan sampai merasakan gejala-gejala tersebut pasca digigit hewan ya sobat kompasianer! Karena dalam sebagian besar kasus, setelah gejala muncul, tidak ada pengobatan yang efektif untuk menyembuhkan rabies.
Sebisa mungkin, jika tergigit di tempat yang fatal (posisi gigitannya dekat organ otak), ada baiknya langsung bergegas ke rumah sakit terdekat secepat mungkin. Lalu jika tidak terkena di bagian fatal bisa dengan cara membilas bagian yang terkena gigitan dengan sabun di air mengalir, tetapi kemudian harus tetap ke rumah sakit langsung untuk ditangani lebih lanjut.
Dengan ini, perawatan medis akan segera dibagikan berupa pemberian vaksin rabies dan serum imunoglobulin rabies. Vaksinasi segera dan pengobatan yang tepat dapat membantu melawan virus sebelum mencapai otak dan memperpanjang waktu yang tersedia untuk mengambil tindakan yang lebih lanjut.
Karena itu, penting untuk melakukan tindakan pencegahan seperti vaksinasi anjing, menghindari kontak dengan hewan yang berpotensi terinfeksi rabies, dan mencari perawatan medis segera jika terpapar. Rabies adalah penyakit yang serius dan mematikan, oleh karena itu upaya pencegahan dan kesadaran akan pentingnya vaksinasi sangatlah penting.
Lalu, bagaimana pencegahan jangka panjang agar penularan rabies ini berkurang untuk kedepannya?
1)Melakukan vaksinasi hewan, terutama anjing dan kucing, merupakan langkah kunci dalam pencegahan penularan rabies kepada manusia. Vaksinasi yang tepat dan teratur membantu menjaga populasi hewan bebas rabies dan mengurangi risiko penularan pada manusia.
2)Jika Anda tinggal di daerah dengan risiko tinggi rabies atau berisiko tinggi terpapar, pertimbangkan untuk mendapatkan vaksin rabies sebagai langkah pencegahan.
3)Pengendalian populasi hewan liar, seperti anjing liar dan kelelawar, dapat menjadi sumber penularan rabies. Langkah-langkah pengendalian populasi yang efektif, seperti sterilisasi, vaksinasi, dan pengangkatan hewan liar yang terinfeksi.
4)Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang risiko rabies dan langkah-langkah pencegahan sangat penting. Kampanye informasi yang efektif dapat memberikan pengetahuan tentang gejala, penularan, dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.