Lihat ke Halaman Asli

Perspektif: Peran dan Tanggung Jawab Pria dalam Keluarga Berencana untuk Kesejahteraan Keluarga

Diperbarui: 15 Juni 2024   03:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu konsep yang tidak hanya penting dalam konteks kesehatan reproduksi, tetapi juga berperan signifikan dalam kesejahteraan sosial dan ekonomi keluarga. Padahal, mengingat berbagai faktor, penting sekali untuk mengubah paradigma ini dan lebih melibatkan pria dalam KB. Tidak selamanya perempuan yang harus menanggung risiko dalam keluarga berencana. Secara umum tanggung jawab dalam keluarga berencana sering kali dibebankan pada wanita. Namun, mengubah perspektif dengan menekankan peran dan tanggung jawab pria dalam keluarga berencana dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.

Peran pria dalam keluarga berencana tidak hanya penting tetapi juga krusial. Pria, sebagai bagian integral dari keluarga, memiliki pengaruh besar dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan jumlah anak, jarak antar kelahiran, dan penggunaan kontrasepsi. Ketika pria terlibat aktif dalam proses ini, tidak hanya wanita yang terbantu, tetapi juga kesejahteraan keluarga meningkat.

Vasektomi merupakan salah satu metode KB pria yang cukup popular dan ramai di media sosial saat ini dan dikatakan sangat efektif. Meskipun terdengar menakutkan bagi sebagian pria, vasektomi sebenarnya adalah prosedur yang aman, minim risiko, dan memiliki tingkat keberhasilan yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan. Vasektomi tidak mempengaruhi kemampuan pria untuk menikmati hubungan seksual atau mencapai orgasme. Prosedur ini hanya menghalangi jalur sperma, sehingga tidak terjadi pembuahan.

Mengapa peran pria dalam KB dikatakan penting? Pertama partisipasi pria dapat mengurangi beban fisik dan mental yang sering kali dirasakan oleh perempuan. Metode KB yang bersifat hormonal pada perempuan sering kali memiliki efek samping yang mengganggu, seperti perubahan mood, kenaikan berat badan, dan risiko kesehatan jangka panjang seperti trombosis atau kanker. Dengan pria mengambil peran aktif dalam KB, perempuan dapat terhindar dari risiko ini dan lebih fokus pada aspek kesehatan lainnya.

Salah satu peran utama pria dalam keluarga berencana adalah sebagai mitra yang mendukung. Dukungan emosional dan praktis dari suami dapat membuat istri merasa lebih nyaman dan yakin dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi. Dukungan ini bisa berupa partisipasi dalam konsultasi medis, berbagi tanggung jawab dalam penggunaan kontrasepsi, dan memastikan istri mendapatkan perawatan kesehatan yang diperlukan. Ketika pria turut serta dalam dalam diskusi dan keputusan terkait keluarga berencana, itu juga membantu mengurangi beban mental yang sering dirasakan oleh wanita. 

Keterlibatan pria dalam KB dapat meningkatkan komunikasi dan keharmonisan dalam hubungan. Ketika pasangan berdiskusi dan memutuskan bersama metode KB yang paling cocok, hal ini menciptakan rasa saling menghargai dan kepercayaan. Pasangan yang terbuka mengenai pilihan KB cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dan harmonis.

Namun, untuk mencapai keterlibatan pria yang lebih besar dalam keluarga berencana, diperlukan perubahan dalam norma budaya dan sosial yang masih menganggap bahwa urusan keluarga berencana adalah tanggung jawab wanita semata. Pentingnya edukasi dan perubahan norma sosial tidak bisa diabaikan. Edukasi yang mengarahkan pada keterlibatan pria dalam KB dapat mengubah persepsi ini. Pemerintah, lembaga kesehatan, dan organisasi non-pemerintah memiliki peran penting dalam memberikan informasi yang benar dan menghilangkan stigma yang ada. Peran sosial media juga dibutuhkan dalam menyebarkan informasi mengenai pentingnya KB pria dan manfaatnya bagi kesejahteraan keluarga.

Pada akhirnya, perubahan ini akan mengarah pada keseimbangan yang lebih baik dalam tanggung jawab keluarga, di mana pria dan wanita bekerja sama untuk merencanakan dan membangun keluarga yang sejahtera. Dengan meningkatkan kesadaran dan partisipasi pria dalam keluarga berencana, kita dapat berharap untuk melihat keluarga yang lebih bahagia, sehat, dan sejahtera di masa depan. Mengubah perspektif mengenai peran dan tanggung jawab pria dalam keluarga berencana bukan hanya langkah penting menuju kesetaraan gender, tetapi juga merupakan fondasi untuk menciptakan generasi yang lebih kuat dan sejahtera.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline