Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Pantat Ayam Jika Ditiup Kedut-kedut?

Diperbarui: 15 Februari 2017   16:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

"Tua itu pasti, dewasa itu pilihan"

Pepatah bijak jaman baheula yang sampai kini masih dikenal baik oleh orang modern. Pikiran manusia akan Berubah dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya usia (jika semuanya berjalan normal dan wajar adanya)

Warung adalah tempat berkumpulnya bermacam orang dan berbagai karakter untuk kepentingan yang sama, yaitu memenuhi hak perut untuk makan dan minum.

Duduk santai di Warung di pagi hari sudah menjadi kebiasaan yang jamak bagi kami. Pada jam jam tertentu tempat duduk akan penuh dan riuh rendah oleh ocehan manusia. Bermacam profesi berkumpul menjadi satu dengan pilihan menunya masing masing.
Seperti pagi ini, nasi kuning dengan iwak masak habang sudah tiba didepanku. Aromanya menguar menambah "garurukan" perut minta diisi. Aku, dengan pakaian seragam dinas warna cokelat, bersepatu kulit yang sudah agak sedikit kotor, dan sebuah tas ransel berisi laptop dan lainnya disampingku. Itulah keseharianku yang harus berangkat pagi setelah subuh karena jarak tempat kerja yang lumayan jauh, 49 km dari rumah.

Sudah sering makan diwarung ini karena suasananya yang hangat. Meski tak mengenal nama hanya hapal wajah sudah cukup bagi kami untuk bertegur sapa bila ketemu disini atau ditempat lain.

Segelas teh hangat membasahi tenggorokanku. Hangatnya menjalar sampai ke perut lalu menyebar keseluruh badan. Membuang hawa dingin setelah berkendara hampir 1 jam. Alhamdulillah.

Satu persatu berdatangan. Menu andalan mereka masing masing pun sudah disuguhkan. Maka mulailah keajaiban itu terjadi, sesuatu yang selalu membuatku kadang harus duduk lebih lama dari cuma sekedar sarapan.
Berbagai macam topik saling dilempar bebas, lengkap dengan objek penderitanya masing masing.

Acil warung dengan wajah ngeri bercerita tentang teror "kuyang", hantu yang beberapa hari ini keliling beberapa kampung demi menghisap darah wanita perawan agar ilmu pesugihannya tercapai. Mengerikan memang, meski sebetulnya si acil tak perlu takut berlebihan. Soalnya dia sudah bukan perawan.
Semoga perawan di kampung ini masih tersisa bagi para bujangan seperti kami.

Pandi bisa tertawa lepas dan keras gara gara tanaman cabe rawitnya tembus 100 ribu/Kg, padahal baru kemarin dia misuh misuh karena bininya minta dibelikan motor matic. Jadi ini sebabnya sambal hari ini tak sepedas biasanya, cabe mahal!!
Bihman si tukang sayur juga nampak ceria. Kerja keras mereka berujung sukses, tak seperti tahun lalu yang tekor gara gara banjir.

Berbanding terbalik dengan pak agus, seorang makelar motor bekas yang cemas usahanya tersendat gara gara tarif STNK naik jauh.

Lain lagi dengan eka dan istrinya, mereka adalah artis media sosial. Bahkan endorse produk dan toko online mereka cukup dikenal di dunia maya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline