Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh
Selaksa makna
Terhanyut aku dalam nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
(Yogyakarta -- KLA Project)
'Ada setangkup haru dalam rindu' rasanya sangat tepat untuk menggambarkan perasaan mereka yang pernah merantau di kota ini. Perasaan rindu dengan biaya hidup di Jogja yang murah, dengan berjuta potensi wisata alam dan budaya Jogja, maupun dengan momen yang dihabiskan bersama si dia. Dilihat dari perspektif seorang mahasiswa, Kota Jogja merupakan kota yang sangat nyaman untuk ditinggali. Pengeluaran untuk konsumsi di kota ini relatif lebih rendah dibanding di kota-kota besar lainnya seperti Jakarta, Bandung, atau Tanggerang. Salah satu penyebab hal tersebut ialah keberadaan Warung Burjo.
Warung Burjo sering menjadi salah satu referensi mahasiswa Jogja ketika butuh asupan makanan. Meski menyandang nama 'Burjo' yang merupakan akronim dari 'bubur kacang ijo', tidak banyak diantara warung ini yang benar-benar menjual bubur kacang hijau. Kebanyakan dari warung ini lebih memilih menjual menu olahan mie serta kopi instan. Dua hal yang mungkin menyebabkan hal ini ialah minimnya permintaan atas bubur kacang hijau dan/atau kurangnya tenaga kerja untuk memproduksi bubur kacang hijau. Keberadaan Burjo dalam list tempat makan mahasiswa disebabkan comparative advantage yang dimilikinya. Jika dianalisis menggunakan marketing mix, atribut yang menjadi comparative advantage Warung Burjo ialah price, place,dan physical evidence.
Warung Burjo memiliki harga di kisaran Rp6.000-9.000/porsi. Comparative advantage dari atribut ini ialah harga yang terstandarisasi untuk setiap burjo. Terdapat semacam common agreement atas pembentukan harga untuk setiap burjo sehingga memberi kepastian kepada mahasiswa atas biaya yang harus dikeluarkannya. Resiko 'tidak membawa cukup uang' dengan sendirinya tereliminasi. Kepastian harga yang diberikan burjo merupakan sebuah keuntungan yang sama dengan yang diberikan KFC maupun McD.
Warung Burjo di Jogja terletak dekat dengan wilayah tinggal mahasiswa. Penelusuran yang dilakukan Tirto.id tahun 2016 di beberapa dusun wilayah kos-kosan sekitar kampus-kampus besar Jogja menunjukan paling tidak terdapat 116 warung Burjo di wilayah tersbut. Warung Burjo seolah menerapkan konsep jemput bola untuk memberikan comparative advantage kemudahan aksesibilitas. Kedekatan jarak menjadi faktor penting dalam perilaku konsumen untuk melakukan pembelian. Atribut place yang dimiliki warung burjo memosisikan dirinya sebagai penyedia makanan harian yang kemudian berimplikasi pada tingginya repetitive purchasing order pada konsumen.
Physical evidence dari Warung Burjo berupa warna cat pada eksterior bangunan burjo yang khas. Hampir seluruh eksterior bangunan Warung Burjo selalu berwarna kuning cerah dan dipadukan spanduk bertulisan nama warung burjo. Comparative advantage desain eksterior yang selalu sama mudah dikenalinya Warung Burjo bahkan dari jarak yang cukup jauh. Mahasiswa dapat dengan mudah mengenali warung burjo meski berada di daerah yang belum diketahuinya.
Fakta yang jarang disadari banyak orang dari Warung Burjo ialah keberadaanya sebagai bagian dari supply chain perusahaan besar. Beberapa perusahaan tersebut diantaranya ialah Indofood, Wings food, dan Santos Jaya Abadi. Kedua nama Indofood dan wingsfood cukup umum didengar, tetapi perlu diketahui Santos Jaya Abadi juga merupakan pemain besar yang dikenal sebagai Kapal Api Group. Comparativeadvantage yang dimiliki Warung Burjo sedikit banyak merupakan desain dari perusahaan-perusahaan tersebut. Dikutip dari Tirto.id, kompensasi yang diberikan Indofood dan Wings food berupa mudik gratis dan pembuatan banner bertuliskan nama burjo yang bersangkutan sementara kompensasi yang diberikan Santos Jaya Abadi berupa pengecatan warung, kipas angina, gelas/mug, dan jam yang diberikan secara berkala dalam setahun kontrak.
Warung Burjo dengan segala comparative advantage yang dimilikinya merupakan pahlawan bagi mahasiswa Jogja. Pahlawan bagi mahasiswa yang malas memasak namun keuangan pas-pasan. Semoga Warung Burjo tetap eksis dan meningkatkan variasi masakannya, dan mengurangi minyak yang digunakan.
================================================================================
Sumber :