Lihat ke Halaman Asli

A Nizam Syahiib

Mahasiswa Magister Kehutanan Universitas Lampung

Strategi Pengelolaan Hutan Produksi Menuju Sustainable Forest Management (SFM)

Diperbarui: 22 Maret 2023   19:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Oleh:

C. Wulandari, A.N. Syahiib, L.N. Latifah, Z. Erdian, V.A.T. Kurniawan, dan N.A. Fadli

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) dan Jurusan Kehutanan Universitas Lampung (UNILA) mengadakan kegiatan Kuliah Umum Manajemen Hutan dengan tema "Peluang & Tantangan Pengelolaan Hutan Produksi menuju Lestari Ekonomi, Sosial dan Ekologi". 

Kuliah umum ini dilaksanakan pada Hari Rabu, 15 Maret 2023 melalui platform zoom meeting yang dihadiri oleh 164 peserta secara online yang berasal dari Universitas Lampung dan Universitas Lambung Mengkurat baik oleh Dosen ataupun Mahasiswa. 

Kuliah umum ini dihadiri oleh Ir. Purwadi Soeprihanto, S.Hut., ME. selaku Sekertaris Jendral APHI dan sebagai narasumber kuliah umum Manajemen Hutan, dihadiri pula oleh Prof. Dr. Ir. Christine Wulandari, M.P. IPU selaku  Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Lampung  serta dihadiri dan dibuka oleh  Dr. Indra Gumay Febryano, S. Hut., M.Si selaku Ketua Jurusan Kehutanan Universitas Lampung.

Pada pemaparan materi pertama, Christine mengungkapkan bahwa dalam pengelolaan hutan perlu mempertimbangkan 5 asset sumberdaya, yaitu sumberdaya alam termasuk sumberdaya hutan, sumberdaya manusia, modal sosial, modal infrastruktur dan modal finansial. Kelimanya harus secara holistic dipertimbangkan ketika mengelola hutan menuju lestari. 

Paparan kedua yang disampaikan oleh Purwadi mengatakan bahwa Indonesia saat ini membutuhkan setidaknya pertumbuhan ekonomi sebesar 6% per tahun untuk keluar dari Middle Income Trap. Indonesia membutuhkan transformasi ekonomi yang cepat untuk mengejar ketertinggalannya jika ingin masuk sebagai negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045.

 Indonesia memunculkan 6 strategi untuk mempercepat trasnsformasi ekonomi strategi tersebut antara lain; 1. Sumber Daya Manusia (SDM) berdaya saing 2. Produktivitas Sektor Ekonomi 3. Ekonomi Hijau 4. Transformasi Digital 5. Integrasi Ekonomi Domestik dan 6. Ibu Kota Nusantara. Hal ini artinya perlu adanya tindakan pemanfaatan Sumber Daya Alam yang optimal. Kehutanan memiliki peranan dalam mewujudkan strategi pertumbuhan ekonomi tersebut.

Bioekonomi dapat menjadi program dari kehutanan untuk ikut andil dalam strategi pertumbuhan ekonomi. Program tersebut diartikan sebagai produksi dan pemanfaatan sumber daya hayati dengan menggunakan pengetahuan sehingga dapat menyediakan barang dan jasa secara berkelanjutan. 

Bioekonomi dapat dijadikan peluang bagi Indonesia untuk mengejar pertumbuhan ekonomi dalam rangka menuju negara berpendapatan tinggi sebelum tahun 2045, adapun negara yang berhasil menerapkan program ini yakni Nordic Countries (Swedia, Finlandia dan Kanada). Indonesia optimis untuk menerapkan program ini berlatar belakang dari kekayaan genetic biodiversity yang besar. 

"Rendahnya produktivitas hutan,  persentase areal efektif pemanfaatan hutan tergolong rendah, tingkat kelayakan usaha rendah akibat komoditas utama hanya kayu, lahan pertanian meningkat akibat meningkatnya pertumbuhan penduduk, pemanfaatan dan kontribusi sub sektor kehutanan masih belum maksimal dan isu perubahan iklim merupakan tantangan pengelolaan hutan khususnya hutan produksi di Indonesia" ujar Purwadi . 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline