Lihat ke Halaman Asli

Memaksimalkan Kualitas Visual Penerbangan dengan Remote Sensing Dehazing

Diperbarui: 5 September 2024   14:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pesawat terbang. (Sumber: Freepik.com)

Memaksimalkan Kualitas Visual Penerbangan dengan Remote Sensing Dehazing

Teknologi simulasi penerbangan telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, memainkan peran penting dalam melatih pilot dan meningkatkan keamanan penerbangan. Salah satu komponen paling krusial dalam simulator penerbangan adalah sistem visual, yang merepresentasikan lingkungan sekitar pesawat dengan detail yang sangat akurat. Dalam konteks ini, gambar penginderaan jauh (remote sensing) sering digunakan untuk membangun basis data medan yang akan ditampilkan dalam simulator. Namun, kualitas gambar penginderaan jauh kerap kali terpengaruh oleh kabut dan kondisi atmosfer yang buruk, menyebabkan penurunan kualitas visual yang dapat memengaruhi efektivitas pelatihan.


Artikel ilmiah berjudul Remote Sensing Image Dehazing Using Multi-Scale Gated Attention for Flight Simulator oleh Liu et al. (2024), menawarkan solusi inovatif untuk mengatasi masalah ini. Penelitian ini mengusulkan penggunaan model dehazing berbasis deep learning yang dirancang khusus untuk gambar penginderaan jauh yang digunakan dalam simulasi penerbangan. Dengan menggunakan modul Multi-Scale Fusion (MSF) dan Gated Large Kernel Attention (GLKA), model ini mampu menghilangkan kabut dari gambar dengan berbagai resolusi spasial dan kompleksitas medan. Dalam eksperimen mereka, model ini menunjukkan peningkatan signifikan dalam metrik seperti Peak Signal-to-Noise Ratio (PSNR) sebesar 31,54 dB dan Structural Similarity Index (SSIM) sebesar 0,955, yang jauh lebih baik dibandingkan dengan metode lain yang ada.


Inovasi ini tidak hanya meningkatkan kualitas visual simulasi penerbangan, tetapi juga berdampak pada peningkatan akurasi pelatihan pilot. Dengan visual yang lebih jernih dan realistis, simulasi dapat mereplikasi situasi penerbangan nyata dengan lebih baik, memberikan pengalaman yang lebih mendalam bagi pilot selama latihan.


***


Penerapan teknologi dehazing dalam simulasi penerbangan membawa dampak yang signifikan terhadap kualitas dan keakuratan pelatihan pilot. Salah satu masalah utama dalam simulasi visual adalah ketergantungan pada gambar penginderaan jauh, yang kualitasnya sering kali terpengaruh oleh faktor eksternal seperti kabut. Kabut menyebabkan distorsi visual yang mengaburkan detail penting pada gambar medan, seperti perbedaan topografi, vegetasi, atau objek lainnya. Hal ini dapat berdampak langsung pada penilaian pilot terhadap lingkungan terbang saat menggunakan simulator, yang pada akhirnya mengurangi efektivitas pelatihan.


Liu et al. (2024) menunjukkan bahwa pendekatan deep learning mampu mengatasi permasalahan ini dengan lebih efektif dibandingkan metode tradisional. Metode tradisional seperti histogram equalization atau Retinex algorithm, meskipun mampu meningkatkan kontras, memiliki keterbatasan dalam hal generalisasi dan penerapannya pada gambar dengan berbagai resolusi spasial. Sebagai contoh, algoritma histogram equalization lebih cocok digunakan untuk gambar dengan kabut tebal, tetapi cenderung gagal pada kondisi kabut tipis atau distribusi yang tidak merata. Sedangkan model yang diusulkan oleh Liu et al. mampu menangani variasi resolusi dan kompleksitas medan, berkat integrasi modul MSF yang menggabungkan informasi semantik dangkal dan mendalam melalui konvolusi dilatasi multi-skala.


Angka-angka dalam eksperimen mereka juga cukup mengesankan. Dibandingkan dengan metode lain seperti AOD-Net dan DCPDN, model ini berhasil mencapai peningkatan PSNR sebesar 3,44% dan penurunan LPIPS (Learned Perceptual Image Patch Similarity) hingga 9,3%, yang menunjukkan peningkatan signifikan dalam kejelasan gambar dan pemulihan detail. Selain itu, nilai SSIM yang mencapai 0,955 menegaskan bahwa gambar hasil dehazing sangat mirip dengan gambar referensi tanpa kabut, menjamin kualitas visual yang mendekati kenyataan. Keuntungan lain dari model ini adalah kemampuannya untuk menjaga ketajaman gambar tanpa mengorbankan detail-detail penting, yang sering kali menjadi tantangan dalam proses dehazing.


Dengan peningkatan ini, simulasi penerbangan bisa mencapai tingkat realisme yang lebih tinggi, yang pada akhirnya berdampak positif terhadap keselamatan penerbangan. Sebagai contoh, pilot dapat dilatih untuk menghadapi berbagai kondisi cuaca dan medan dengan lebih baik. Penggunaan gambar penginderaan jauh yang bebas dari distorsi kabut juga memungkinkan pengujian yang lebih akurat pada penerbangan militer dan sipil. Bahkan, Liu et al. juga mengusulkan agar model ini digunakan dalam sistem navigasi pesawat untuk memberikan panduan visual yang lebih jelas saat menghadapi cuaca buruk di kehidupan nyata.


***


Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al. (2024) memperlihatkan kemajuan signifikan dalam teknologi dehazing, terutama dalam konteks simulasi penerbangan. Dengan menggunakan pendekatan deep learning yang inovatif, mereka berhasil mengatasi salah satu tantangan utama dalam visualisasi penerbangan, yaitu distorsi yang diakibatkan oleh kabut. Peningkatan yang dicapai dalam hal kejelasan gambar dan pemulihan detail tidak hanya memperbaiki kualitas pelatihan, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan keselamatan penerbangan di dunia nyata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline