Gunung Bromo
Perjalanan menuju Ke Bromo memang selalu keindahan dengan sendiri. Kali ini tentang keindahan dan juga persahabatan. Keluarga saya berasal dari Kota Yogyakarta. Wah.... Ternyata gini, Saya sangat menyukai travelling, photography, dan semua yang berkaitan dengan seni serta tantangan. Saya mempunyai Keinginan untuk mengeskplor semua destinasi wisata yang ada di Indonesia, Jawa Timur khususnya. Kakak saya ingin sekali mengunjungi salah satu tempat wisata terkemuka di Indonesia yang masuk dari yaitu : Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang lebih keseruan dengan itu membuat saya ingin sekali mengunjungi tempat tesebut. Yang untuk keluarga saya yang mengajak saya berlibur ke Bromo.
Kemudian Keluarga saya memutuskan untuk ikut Ke Bromo, Akan tetapi saya akan mengajak bersama keluarga saya dengan 4 orang. Awalnya saya mengira bahwa pergi ke Bromo menggunakan jasa sewa jeep, Ternyata Keluarga saya ingin menggunakan mobil jeep dengan alasan buglet yang mahal untuk menyewa mobil jeep. Ya sudah saya nurut saja, hehehe. Saat hari keluarga saya akan bersama dengan untuk mencari penyewa mobil jeep, Tapi tidak tau kenapa saat itu banyak sekali tempat persewaan mobil jeep yang kehabisan stock sebuah mobil jeep dan banyak yang tutup. Mungkin karena Musim Liburan atau memang tempatnya yang sedang libur. Setelah beberapa lama mencari, Akhirnya kami berhasil mendapatkan tempat penyewaan Mobil Jeep, dan akhirnya Kami pun pulang mempersiapkan apa yang perlu dibawa ketika nanti malam. Malam pun tiba-tiba dan tepat pukul 00.13 kami akan berangkat dari Kota Yogyakarta menuju Bromo. kami memilih jalur via Nongkojajar (Pasruan) dengan jarak tempuh 54 km dan membutukan waktu tempuh sekitar 3 jam 30 menit lagi sedang perjalanan. Sebelum masuk desa Nongkojajar kami berhenti sejenak di supermarket untuk membeli beberapa bekal untuk sarapan agar tidak sulit ketika sampai di Bromo. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan melewati perkampungan warga, tetapi jalan sangat sepi dan saat memasuki hutan rasanya sangat gelap dan mencekam karena hanya ada 2 Mobil Jeep dan terdiri dari 4 orang aja . Setelah melewati hutan juga sepi akhirnya kami tiba-tiba di persimpangan. Disitu terlihat agak ramai karena beristirahat di situ ada SPBU. Setelah beristirahat kami pun kembali.
Melanjutkan perjalanan, beberapa menit perjalanan saya pun mulai merasakan kedinginan karena suhu udaranya semakin dingin. Sampai akhirnya tangan saja benar-benar seperti mati rasa mungkin karena tidak menggunakan sarung tangan. Kami sampaikan di sebuah pos honda dekat dengan tikungan di situ ada orang yang berjaga malam dan kebetulan menghidupkan api unggan saya berhenti sejenak dan memninta ijin untuk menghangatan badan karena benar-benar tidak tahan dengan dingin. Karena melihat saya yang kedinginan akhirnya ayahku tersebut memberikan sepasang sarung tangan untuk kakak dan adikku. Ayahku katanya pakai saja kasihan kedinginan. kakak saya sempet menolak tapi Ayahku bilang tidak apa-apa ambil saja kebetulan saya punya 2 sarung tangan. Saya benar-benar berterimakasih pada ayahku, Setelah itu yang perjalanan pun kembali dilanjutkan. Tidak lama kemudian kami memasuki area Bromo ditandai dengan salah satu hotel lebih bagus yang ada yaitu : Plataran Bromo. Terlihat sedikit padat karena banyak sekali mobil jeep yang mengantri pada pos masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Sekarang giliran kami untuk membeli karcis masuk. Harga tiket masuk ke Taman Nasional Bromo Tengger Semeru sebesar Rp38.000. Dari pos masuk kita masih harus menuju puncak penanjakan dengan jarak tempur sekitar 700 meter sampai 1 km.
Akhirnya sampai juga di parkir mobil jeep dan kami pun berjalan menuju puncak penanjakan. kami memilih penanjakan karena penanjakan paling tinggi. Setelah sampai di atas puncak, Ternyata suhu udara di puncak jauh lebih dingin berkisar antara 6 hingga 7 derajat celcius. Sesampainya di puncak pada pukul 03.25 pagi. Waktu di sekitar situ untuk mencari di tempat makanan atau minuman hangat sembari menunggu waktu. Setelah itu masu waktu subuh kami pun bergegas untuk sholat subuh di mushola yang ada di situ. Mushola ini cukup unik karena menurut orang-orang di situ menyebutnya dengan mushola di masjid dari atas awan. Mungkin Karena letaknya yang berada di atas ketinggian. Selesai sholat kami langsung menuju puncak penanjakan untuk menunggu waktu. Saat itu ramai sekali karena banyak sekali wisatawan asing maupun domstik yang datang berkunjung ke Bromo juga suhu semakin dingin. Setelah beberapa menit menunggu......
Akhirnya kami mulai kembali ke kendaraan dan bersiap-siap untuk turun ke lautan pasir. Saat berjalan turun ke bawah Ternyata macetnya sama seperti ketika kami datang, hehehe. Yang bentuk jalan yang sempit hanya muat 2 mobil jeep aja, menurun terjal, berdebu licin, serta ada jurang di sampingnya. Beberapa lama kemudian saya merasakan ada yang aneh dengan sebuah mobil jeep. Mesin mobil saya tiba-tiba bergetar, saya langsung panik akibat ini mobil jeep terkena embun sehingga mempengaruhi kinerja mesin kinerja apabila belum dipanaskan sebelum digunakan. Ternyata benar ini beberapa saat akhirnya kembali normal seperti semula, alhamdulliah. Tiba-tiba terkena beberapa kali terjatuh di atas pasir lembut karena pasir yang sangat tebal. Perjalanan yang lumayan dengan jarak dari jalan aspal sampai ke Gunung Bromo itu kurang lebih 5 km. Yang sangat jauh tiba-tiba baru sesampainya di Gunung Bromo akhirnya kami pun memarkirkan kendaraan dengan rapih, dan jangan lupa fotonya bersama dengan keluarga saya. Semoga kami juga bahagia dan sehat selalu untuk keluarga saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H