Lihat ke Halaman Asli

Nizam Akhdanullah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Univeritas Muhammadiyah Yogyakarta

Apakah Iklan yang Kita Lihat Sudah Sesuai Aturan? Yuk Simak Penjelasannya!

Diperbarui: 16 April 2021   08:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. EPI

Kita pasti sudah sering melihat iklan dalam kehidupan sehari-hari kita, baik di luar ruangan ataupun di dalam ruangan. Iklan yang kita lihatpun tidak hanya satu jenis saja melainkan ada banyak, mulai dari iklan makanan hingga ke iklan perumahan. Dari sekian banyak iklan yang sudah kita lihat, apakah iklan tersebut sudah mematuhi aturan yang berlaku?.

Untuk mengetahui  peraturan yang mengatur masalah periklanan di Indonesia, kita dapat melihatnya di Etika Pariwara Indonesia. Disana sudah dicantumkan berbagai aturan yang harus dipatuhi ketika hendak membuat iklan.

Berikut ini adalah contoh iklan yang saya temui dan tidak sesuai dengan Etika Pariwara Indonesia

1.

Dok. pribadi

Iklan ini saya temui di jalan Peleman, Kasihan, Yogyakarta. Iklan Indihome ini merupakan iklan yang menempel di tiang listrik dan hal ini melanggar EPI pasal 4.5.1 yang berbunyi “Hanya ditempatkan  pada lokasi yang telah memproleh izin dari pihak berwenang”.

2.

Dok. pribadi

Iklan diatas dapat ditemui didekat kampus swasta di Yogyakarta, iklan perumahan tersebut menutupi iklan cetak ban yang sudah berada disana terlebih dulu. Pada EPI pasal  4.5.3 sudah disebutkan bahwa iklan tidak boleh menutupi sebagian atau seluruh iklan luar griya yang sudah lebih dulu berada disitu.

3.

Dok. pribadi

Iklan perumahan tersebut dapat dijumpai di jalan Patangpuluhan, Yogyakarta. Iklan ini dipaku di pohon yang mana hal itu bisa saja merusak pohon tersebut dan hal itu juga mengurangi keindahan lingkungan sekitar disana. Iklan tersebut melanggar EPI pasal 4.5.2 yang menyebutkan”wajib menghormati dan menjaga kualitas bangunan atau lingkungan sekitar.

4.

Dok. pribadi

Iklan cetak ban tersebut melanggar pasal 1.2.2. Karena pada iklan itu tercantum kalimat “Termurah di Jogja” , dan penggunaan kata superlatif seperti “ter”, “top”, dan sejenisnya tidak diperbolehkan dalam iklan kecuali disertai dengan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline