Apakah Etika yang Bagus Diperlukan dalam Kuliah Daring?

Pada masa pandemi saat ini ada banyak kegiatan yang harus dilakukan dirumah, salah satunya adalah menempuh pendidikan. Mulai dari jenjang SD hingga Kuliah hampir semua kegiatan belajarnya dilaksanakan secara online. Saya sendiri sebagai mahasiswa UMY sangat terbantu dengan sistem pembelajaran daringnya yang sudah selangkah lebih maju dibandingkan dengan kampus lain dengan adanya aplikasi MyKlass.

Ketika melaksanakan kuliah daring kita tidak hanya sekedar mengisi daftar absen saja, kita juga harus menghadiri meeting yang diadakan oleh dosen dan tidak lupa untuk mengerjakan tugasnya juga. Pada artikel ini saya ingin menyampaikan mengenai 4 etika yang harus kita patuhi dalam kuliah daring.

Pertama, kita harus tepat waktu ketika menghadiri meeting yang diadakan oleh dosen. Hal ini bertujuan agar kita tidak ketinggalan materi yang disampaikan oleh dosen. Kedua, menyalakan kamera jika diminta oleh dosen. Meskipun kita sudah menghadiri meeting tepat waktu jangan ditinggal tidur juga, karena kita tidak bisa menyalakan kamera jika diminta oleh dosen. Dengan menyalakan kamera, dosen mengetahui apakah kita sedang menyimak atau tidak. Kita juga dapat meminta izin kepada dosen untuk tidak menyakan kamera jika memiliki kendala.

Ketiga, Memakai pakaian yang rapi dan sopan. Bayangkan saja jika kita diminta untuk menyalakan kamera dan kita hanya memakai pakaian dalam saja, apakah enak untuk dilihat? tentu saja tidak. Maka dari itu ada baiknya untuk memakai pakaian yang rapi dan sopan, tidak harus sampai memakai kemeja juga, asalkan rapi dan enak dilihat itu pun sudah cukup.

Keempat, Mengerjakan tugas tepat waktu. Jika kita diberikan tugas oleh dosen, tugas itu harus dikerjakan tepat waktu. Apabila tidak mengejarkan tugas tersebut, hal ini dapat mempengaruhi nilai akhir kita. Jangan sampai melewati batas waktu yang telah ditentukan jika ingin mengumpulkan tugas, karena kita bisa saja mendapatkan pengurangan nilai atau yang lebih parah lagi tidak mendapatkan nilai sama sekali.

Nizam Akhdanullah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta