Lihat ke Halaman Asli

Gaya Sebagai Objek Penelitian Ilmu Alam dan Ilmu Sosial

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Secara umumnya ada dua aliran besar ilmu didunia yaitu, ilmu alam dan ilmu sosial. Ilmu alam pada dasarnya adalah suatu bidang ilmu yang tingkat keakuratannya relatif tinggi jika dibandingkan dengan ilmu sosial. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kondisi pada objek penelitiannya. Yang dimaksudkan disini adalah ilmu alam pada umumnya kondisi dari objek penelitiannya akan tetap sama dimanapun objek itu berada.

Jika berbicara tentang kondisi ada satu kondisi yang defenisinya sangat kontras antara di ilmu alam adan ilmu sosial. Kondisi itu adalah “Gaya”. Gaya pada ilmu alam mengandung pengertian yang berbeda dari ilmu sosial. Gaya pada ilmu alam berbicara tentang suatu besaran vektor yang dimana besaran ini tidak hanya mempunyai nilai besaran namun juga arah. Berbeda dengana ilmu alam, gaya pada ilmu sosial bebicara tentang suatu kondisi pada lingkungan hidup sosial dari manusia. Gaya dalam ilmu sosial dapat dimaknai menjadi cara manusia berinteraksi, cara manusia itu berpakaian, cara manusia menangani masalah yang adalah dalam hidupnya, dan gaya juga dapat berarti tata cara bertindak manusia.

Perbedaan gaya pada ilmu alam dan ilmu sosial dikonkretkan oleh beberapa bidang ilmu yang merupakan bagian dari ilmu alam dan ilmu sosial. Contohnya pada bidang ilmu fisika, gaya suatu benda adalah 2 Newton diukur di Indonesia. Jika diukur di Malaysia pun gayanya akan tetap sama 2 Newton  karena dimanapun benda itu berada hal yang mempengaruhi seberapa besar gayanya adalah massa dan percepatan gravitasi .Dua besaran ini tidak akan berubah baik di Indonesia maupun Malaysia dan di negara manapun. Dalam ilmu sosiologi gaya lebih mengarah pada kondisi fisik dan jiwa individu yang faktor yang mempengaruhinya tidak sama antara individu satu dengan individu lain. Contoh gaya berbicara dan gaya berpakian  pada individu. Gaya berbicara seseorang dan gaya berpakaian seseorang dapat dipengaruhi oleh kondisi kepribadian alaminya, lingkungan tinggalnya, keluarga, ras dan suku, budaya, serta derajat ( pendidikan dan kelas sosial). Oleh sebab itu maka berbeda tempat individu menetap maka akan berbeda gaya berbicara dan gaya berpakaiannya. Contoh nyata adalah gaya berpakaian orang Indonesia yang berbeda dengan gaya berpakaian orang Amerika. Jika di Amerika gaya berpakaian minimalis adalah hal yang biasa namun di Indonesia gaya berpakaian seperti itu dianggap tidak lazim. Yang menyebabkan perbedaan ini adalah budaya yang ada di dua negara tersebut.

Pada akhirnya ilmu alam dan ilmu sosial saling melengkapi. Hal-hal yang tak dapat dijelaskan oleh ilmu alam maka ilmu sosial menjadi alternatif untuk menjawab permasalahannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline