Lihat ke Halaman Asli

Nix Vi

putra ramadhan w

Tanpa Pluralisme, Muncullah Bibit Kehancuran

Diperbarui: 18 November 2021   20:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Manusia merupakan makhluk yang luar biasa . Manusia berbeda dari hewan dan tumbuhan yang tidak mempunyai akal . Akal ada bagi manusia untuk memecahkan masalah yang dihadapi manusia di dunia ini . Mulai dari penggunaan batu untuk alat bertahan hidup sampai sekarang bisa meracik besi menjadi alat untuk melahap hidup , hal tersebut alasan manusia menjadi makhluk ciptaan Allah yang luar biasa . 

Akal juga membuat manusia sadar jika hidup sendiri itu akan sulit bahkan tidak mungkin dilakukan . Kesadaran ini membuat manusia beinterkasi satu sama lain yang lama kelamaan menjadi peradaban . Akal bisa dikatakan sebagai bibit sebuah peradaban karena akal membuat manusia berpikir untuk bisa bertahan hidup dengan salah satu caranya adalah dengan bantuan orang lain . 

Dalam proses pembentuka peradaban dapat dikatakan budaya adalah salah satu hasil pikiran akal yang membuat peradaban itu terbentuk . Budaya selain menjadi pembentuk bisa juga menjadi peruntuh dari sebuah peradaban . Bisa kita lihat sekarang bagaimana peperangan ,pembunuhan , dan penjajahan banyak disebabkan karena perbedaan budaya . 

Perbedaan budaya ini dapat memunculkan sikap yang dinamakan etnosentrisme yaitu sikap dimana individu tersebut menganggap budayanya lebih baik daripada yang lain . Sikap etnosentrisme ini dapat dihindarkan manusia dengan salah satu cara yaitu dengan mengedepankan sikap pluralisme . Apa pluralisme itu?

Pluralisme adalah paham yang menitikberatkan manusia dalam menghargai dan melindungi manusia lain yang berbeda , baik yang berbeda ras , budaya maupun agama . Pluralisme ini menjadi jawaban bagi umat manusia agar kehidupan dapat berjalan dengan damai dan tanpa rasa takut . 

Jika dalam suatu peradaban yang didalamnya terdapat berbagai macam ras , budaya , dan agama masing - masing individunya menjunjung tinggi pluralisme , peradaban tersebut akan menjadi peradaban yang kuat . Sebaliknya jika masing - masing individu lebih mengedepankan sikap etnosentrimse dapat mendorong terjadinya perpecahan yang akhirnya membuat peradaban tersebut runtuh . 

Dapat kita lihat bagaimana etnosentrisme menjadi pendorong untuk terjadinya pertumpahan darah antar golongan . Dalam skala kecil pun perpecahan ini akan membuat warga sipil golongan tersebut akan takut karena mungkin bisa saja menjadi korban dari perselisihan tersebut . Dalam skala kecil bisa menjadi kekacauan apalagi dalam skala yang lebih besar lagi seperti negara . 

Dalam sejarah dunia banyak peperangan dan penjajahan suatu bangsa terjadi karena kurangnya rasa pluralisme dalam kehidupan . Bisa kita lihat pada era modern ini terjadi peperangan yang melibatkan dunia - dunia . Peperangan besar ini membutuhkan biaya sehingga pihak yang berperang berupaya mendapatkanya dengan cara menjajah negara lain . Jadi bagaimana kurangnya sikap pluralisme dapat menyebabkan runtuhnya suatu peradaban ? Kita bisa mengambil negara Jerman yang  dahulu sikap pluralismenya kurang ada .

Jerman merupakan negara yang dahulu adalah sosok menakutkan bagi seluruh dunia . Sosok pemimpin yang sampai sekarang namanya dikenal adalah Adolf Hitler . Pada perang dunia kedua terjadi pembantaian besar - besar rakyat Yahudi yang memaksa mereka harus melarikan diri . Diperkirakan korban tewas Yahudi sebanyak 6 juta jiwa ,peristiwa ini dinamakan holokaus . Kebencian ini muncul tidak secara langsung ketika Adolf sudah dewasa tetapi kebencianya terhadap yahudi sudah menumpuk dari masa ia kecil . 

Di masa kecil , Hitler sudah mendapatkan doktrin - doktrin yahudi itu jahat . Yahudi dikatakan sebagai penanggung jawab Jerman mengalami keterpurukan ekonomi . Ibu Adolf Hitler mati secara janggal di tangan dokter yahudi . Doktrin - doktrin itu dijadikan Hitler sebagai pedoman hingga ia dewasa . Ketika Adolf dewasa dan menjadi prajurit , paham yang ia bawa semakin memuncak karena pada perang dunia pertama Jerman mengalami kekalahan yang disebabkan penghianatan kaum yahudi . 

Pada perang dunia kedua Adolf sudah menjadi Fhrer , hal itu membuatnya bisa melakukan apa yang ia mau yaitu menghapuskan yahudi . Adolf Hitler beranggapan rasnya ( Aryan ) adalah ras superior di dunia dan ras tidak berguna harus dihapuskan . Pahamnya dari benci kaum yahudi semakin berkembang menjadi etnosentrisme . Sebagian besar memang salah dari Hitler tetapi ini adalah buah kaum yahudi karena waktu itu mereka mungkin juga acuh dari penegakkan paham pluralisme .  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline