Lihat ke Halaman Asli

Pergimu Mimpi Nyata

Diperbarui: 17 Juni 2015   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kumandang adzan subuh terdengar

Tidak, aku hanya bermimpi

Jangan tampar aku kenyataan

Bukan, kau hanya sedang tertidur pulas sejak petang

Tunggu. Kau tertidur, aku bermimpi?

Aneh.

Dhuha. Kau masih tidur?

Dasar pemalas!

Aku masih bermimpi?

Aneh.

Dzuhur. Tunggu! Kau hendak dibawa ke mana?

Kenapa tak jua terbangun?

Apa ini mimpi? Di siang bolong.

Ashar. Aku mencarimu.

Kukira kau bermanja di atas ayunan

Kutilik jendela hingga bederik

Ayunan sepi. Hanya gumpalan angin menepi

Magrib.

Sudah malam begini kau belum juga kembali

Kau bilang takut gelap

Isya. Aku lelah menunggumu.

Tak kunjung datang lagi.

Pindah? Ke mana?

Aku tertidur, bermimpi

Senyum. Putih.

Kau. Dongeng negeri langit

Benarkah itu?

Sadar.

Itu mimpi. Ini kenyataan

Kau pergi, aku tinggal

Lemas. Lemah melangkah.

Tanpamu.

Aku ingin bersamamu

Kau bilang nanti, saatnya kembali.

Kau bilang hidup fatamorgana

Aurora yang indah namun sementara

Kau bilang aku

Harus pasrah

Pegang amanah

Tahan amarah

Baca sirah

Sampaikan petuah

Agar tak kalah

Dalam jalan dakwah

Puncaknya indah

Aku berubah.

Melalui pergimu.

KarenaNya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline