Lihat ke Halaman Asli

niti negoro57

Guru Ndeso

Menggali Kolerasi Antara Kecanduan Rokok dan Perilaku Kekerasan di Kalangan Siswa

Diperbarui: 16 November 2023   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber : thecolumnist.id)

Di era digital ini, anak-anak dan remaja semakin terpapar pada berbagai bentuk media sosial dan teknologi. Salah satu fenomena yang merisaukan adalah kecanduan rokok atau tindakan merekam dan menyebarkan video yang berpotensi merugikan. Kecanduan rokok bukan hanya menjadi ancaman terhadap privasi, tetapi juga memunculkan berbagai dampak negatif, salah satunya adalah perilaku kekerasan di kalangan siswa. Pada tulisan kali ini bertujuan untuk menggali korelasi antara kecanduan merokok dan perilaku kekerasan di kalangan siswa, mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi hubungan ini, dan memberikan wawasan tentang bagaimana sekolah dan masyarakat dapat menghadapi tantangan ini.

Kecanduan rokok serta dampaknya

Kecanduan rokok dapat didefinisikan sebagai perilaku obsesif merekam dan menyebarkan video atau foto tanpa izin yang dapat merugikan privasi seseorang. Siswa yang  kecanduan merokok cenderung terjerumus ke dalam lingkaran setan yang berbahaya di mana keinginan mereka untuk mendapatkan perhatian dan validasi online dapat mengarahkan mereka untuk melakukan perilaku yang merugikan diri mereka sendiri dan orang lain.

Perilaku kekerasan di kalangan pelajar

Perilaku kekerasan di kalangan pelajar mencakup berbagai macam tindakan, mulai dari ancaman verbal hingga kekerasan fisik. Penelitian sebelumnya  menunjukkan bahwa pelajar yang merokok lebih besar kemungkinannya untuk melakukan tindakan kekerasan terhadap teman sebayanya. Hal ini menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya merugikan korban tetapi juga lingkungan belajar secara keseluruhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi korelasi

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hubungan kecanduan rokok dengan perilaku kekerasan pada mahasiswa meliputi aspek sosial, psikologi dan lingkungan. Faktor-faktor ini mungkin termasuk tekanan sosial media, rendahnya keterampilan emosional siswa, dan kurangnya pengawasan dari orang tua atau pengajar.

Pendekatan Pencegahan dan Intervensi

Menghadapi kompleksitas masalah ini, diperlukan pendekatan pencegahan yang holistik melibatkan kerjasama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sistem pendidikan harus meningkatkan kesadaran akan dampak negatif kecanduan rekok dan memberikan pelatihan tentang etika digital kepada siswa. Orang tua perlu terlibat aktif dalam pemantauan aktivitas online anak-anak mereka, sementara masyarakat perlu mendukung kampanye anti-buli dan anti-kekerasan di sekolah.

Dalam beberapa penelitian ini menyoroti pentingnya pemahaman mendalam tentang korelasi antara kecanduan rokok dan perilaku kekerasan di kalangan siswa. Dengan meningkatnya kesadaran, kita dapat bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung bagi semua siswa dimana teknologi digunakan secara bertanggung jawab dan etis. Melalui upaya bersama, kita dapat mengurangi risiko kecanduan tembakau dan meminimalkan dampaknya terhadap perilaku kekerasan pada siswa. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pada pendidik dan pembaca kompasiana semuanya, sala sehat dan sukses selalu.
 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline