Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Lebih Dalam Antropologi Agama

Diperbarui: 19 Desember 2023   13:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tema:Review Antropologi Agama

Sub Tema: Antropologi, Untad

Agama mempunyai peraturan yang mutlak berlaku bagi segenap manusia dan bangsa, dalam semua tempat dan waktu, yang dibuat oleh sang pencipta alam semesta sehingga peraturan yang dibuat-Nya betul-betul adil. Secara terperinci agama memiliki peranan yang bisa dilihat dari aspek keagamaan (religius), kejiwaan (psikologis), kemasyarakatan (sosiologis), hakikat kemanusiaan (human nature), asal usulnya (antropologis) dan moral (ethics). Dari aspek religius, agama menyadarkan manusia, siapa penciptanya. Faktor keimanan juga mempengaruhi karena iman adalah dasar agama. Secara antropologis, agama memberitahukan kepada manusia tentang siapa, dari mana, dan mau ke mana manusia. Dari segi sosiologis, agama berusaha mengubah berbagai bentuk kegelapan, kebodohan, kemiskinan dan keterbelakangan. Agama juga menghubungkan masalah ritual ibadah dengan masalah sosial. Secara psikologis, agama bisa menenteramkan, menenangkan, dan membahagiakan kehidupan jiwa seseorang. Dan secara moral, agama menunjukkan tata nilai dan norma yang baik dan buruk, dan mendorong manusia berperilaku baik (akhlaq mahmudah). Fungsi agama juga sebagai pencapai tujuan luhur manusia di dunia ini, yaitu cita-cita manusia untuk mendapatkan kesejahteraan lahir dan batin. 

Pada umumnya fungsi agama dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai penguat solidaritas masyarakat. Seperti yang diungkapkan Emile Durkheim sebagai sosiolog besar, bahwa sarana-sarana keagamaan adalah lambang-lambang masyarakat, kesakralan bersumber pada kekuatan yang dinyatakan berlaku oleh masyarakat secara keseluruhan bagi setiap anggotanya, dan fungsinya adalah mempertahankan dan memperkuat rasa solidaritas dan kewajiban sosial.

Dapat disimpulkan bahwa Religion merupakan institusi sosial budaya yang meresap dan kompleks yang terjadi karena adanya internalisasi. Objek kajian antropologi adalah manusia dan kebudayaannya, yang menjadi objek kajian antropologi agama adalah kebudayaan manusia dalam kaitannya dengan agama yaitu bagaimana pikiran, sikap dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan sesuatu yang diyakini memiliki kekuatan atau yang ghaib. Hubungan kebudayaan dan agama dalam hal ini, agama dipandang sebagai realitas dan fakta sosial sekaligus juga sebagai sumber nilai dalam tindakan-tindakan sosial maupun budaya. Agama memiliki fungsi sebagai pemelihara dan menumbuhkan sikap solidaritas diantara sesama individu dan kelompok. 

Agama bersifat fungsional terhadap persatuan dan solidaritas sosial oleh karena itu agama yang menopang kebudayaan itu. Dalam hal ini sumber daya alam, manusia dan budaya itu saling mempengaruhi dimana manusia tidak akan terlepas dari sumber daya alam dan manusia sendiri tidak akan terlepas dari perilaku, pranata sosial dan lingkungan nya, lingkungan tersebut yang membentuk perilaku manusia, perilaku termasuk budaya oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa budaya dan manusia sangat erat kaitannya. Budaya dapat diperoleh melalui belajar, budaya yang digerakkan agama timbul dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya, yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline