Lihat ke Halaman Asli

Perang antara "Amerika dan Asia" di Youtube

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1302053445787503219

Youtube. . . Semakin mudah dan murahnya akses internet, membuat berbagai perangkat jejaring sosial dengan berbagai macam fiturnya yang menarik semakin digandrungi oleh para pengunjung atau mungkin penghuni dunia maya, seperti Youtube.  Pengguna tidak hanya sekedar bersosialisasi secara maya tapi juga berusaha untuk menjadi terkenal.  Sebut saja contohnya Justin Bieber yang terkenal gara-gara video yang dia upload di Youtube; sedang contoh domestiknya yaitu duo lypsinc Sinta dan Jojo (meskipun Justin penyanyi asli sedang Sinta dan Jojo hanya sekedar lypsinc).  Kalau Justin Bieber produk berhasil, ada juga produk gagal, sebut saja misalnya lagu "Friday" yang dibawakan oleh Rebecca Black. Alih-alih menjadikan penyanyi yang memang sengaja dilejitkan oleh manajemennya lewat Youtube ini terkenal dengan prestasi, justru cemoohan yang dia dapat.  Video lagunya mendapat rating tertinggi untuk "DISLIKES," melampaui angka 2 juta. Baru-baru ini ada yang lebih heboh dari video Friday yang dijuluki sebagai Lagu Terburuk itu.  Video ini sangat heboh hingga menjadi pembicaraan di media, bahkan menjadi headlines di beberapa saluran berita nasional seperti Foxnews atau NBC.  Alkisah seorang gadis bernama Alexandra Wallace, mahasiswa UCLA (University of California-Los Angeles) yang berambut pirang, berkulit putih dengan penampilan yang cukup seksi, mengutarakan kekesalannya pada sekelompok mahasiswa Asia yang senang berbicara lewat ponsel di perpustakaan.  Tidak hanya satu, tapi banyak, menurutnya mahasiswa Asia yang berbicara lewat ponsel mengganggu ketenangan pengunjung perpustakaan.  Sebenarnya, keluhannya biasa.  Yang tidak biasa adalah cara dia mengungkapkan keluhannya itu, karena terkesan sangat Rasis.  Tidak hanya menyebutkan peristiwa di perpustakaan, dia juga menceritakan mengenai bagaimana terganggunya ia dengan keberadaan orang-orang Asia di apartemennya yang selalu membawa orang tua, saudara, sampai neneknya ke apartemen setiap minggu dan memasak untuk mahasiswa Asia tersebut.  Selain rasis, pernyataannya juga terkesan dilebih-lebihkan.  Lebih dari itu, dia juga menuduh bahwa mahasiswa Asia yang ada di sekelilingnya itu, di kampus UCLA, tidak diajarkan sopan santun yang baik sebagaimana ia sebagai seorang berkulit putih diajarkan oleh orang tuanya.  Hem,,, memang sangat rasis. Ini dia Video Rasisnya Selain itu, dia juga terkesan menggeneralisasikan.  Dari keluhannya, bisa diketahui bahwa yang dia maksud adalah mahasiswa yang berasal dari Cina. Tapi, maaf, bodohnya dia menyebut-nyebut soal tsunami yang terjadi di Jepang, bukan Cina.  Alhasil, diapun menjadi guyonan orang-orang karena dianggap sebagai mahasiswa yang kurang pintar. Saat ini, videonya sudah ditayangkan lebih dari 1 juta kali. Bagaimana reaksi orang-orang terhadap video itu?  Inilah yang menarik.  Video tersebut mengundang berbagai macam protes dari para pengguna Youtube yang mengungkapkan aksi protesnya melalui video yang di-upload di Youtube juga.  Terjadilah perang video di Youtube, saling membalas dan saling mengejek.  Patut digarisbawahi, meskipun judulnya Perang antara Amerika dan Asia, tapi pada kenyataannya kebanyakan orang Amerika mengutuk apa yang dilakukan oleh Alexandra.  Contohnya, ada seorang warga Amerika yang mengatakan merasa malu karena sebagai sesama kulit putih Alexandra sudah mempermalukannya.  Dari puluhan video jawaban atas tindakan rasis yang dilakukan Alexandra, ada satu video yang sangat menarik dan kreatif yang dibuat oleh seorang mahasiswa berketurunan Cina dengan nama akun Jimmy. [caption id="attachment_100294" align="alignnone" width="300" caption="Jimmy si Kreatif: http://bestofyt.tk/wp-content/uploads/mvbthumbs/img_380_asians-in-the-library-uncut-ucla-alexandra-wallace-music-video-response.jpg"][/caption] Dia membuat parodi yang disusun dalam lagu dengan lirik yang sangat bagus dan tidak terkesan rasis.  Pemuda tersebut awalnya menulis lirik yang sangat emosional, namun karena dia tidak ingin ikut-ikutan rasis, akhirnya dia edit dan perbaiki liriknya.  Di video tersebut, ia menyindir beberapa kata-kata yang digunakan oleh Alexandra dalam meniru pembicaraan telepon mahasiswa Cina yang tentu saja salah dan tidak ada sama sekali dalam bahasa Cina, yaitu Ching Chong (kalau dalam Bahasa Indonesia artinya banyak omong, ya?).  Menariknya, video jawabannya justru jauh lebih laris dibanding video rasis milik Alexandra Wallace.  Sejauh ini, video tersebut sudah ditayangkan lebih dari 2 juta kali. Ini dia video balasannya Perang video, dimana sebuah video yang rasis dibalas oleh berbagai macam video lainnya, mulai dari yang sama-sama rasis sampai yang kreatif sangat menarik.  Ini fenomena yang cukup unik yang dilahirkan dari kemajuan teknologi dan kemudahan aksesnya. Sayangnya, kabar tidak begitu sedap datang dari Alexandra.  Meskipun dia rasis dan telah melakukan perbuatan yang sangat tidak menyenangkan, cukup disayangkan bahwa dia akhirnya mengundurkan diri dari kampusnya.  Mungkin beberapa orang berpikir itu balasan yang setimpal baginya.  Semua kembali pada pembaca.  Yang jelas, tak tahan menerima hujatan dan cemoohan dari mereka yang membenci videonya, baik di Youtube maupun di lingkungan kampus, akhirnya dia mengundurkan diri. Nah, Alexander Wallace, lain kali hati-hati kalau berbicara di Youtube [caption id="attachment_100293" align="alignnone" width="300" caption="busybuzzblogging.com"][/caption]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline