Lihat ke Halaman Asli

Nita Putri Lestari

Mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang

Analisis Kondisi Pemberian Insentif Pada Karyawan Grab Food Di Desa Sampangan

Diperbarui: 22 Juni 2022   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Logo GrabFood

Penulis: Nita Putri Lestari (20101011098) & Anik Arifah (20101011020)

Manajemen A1

Semester 4

Universitas Wahid Hasyim 

Semarang

Tugas artikel ini dibuat guna memenuhi nilai Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata Kuliah: Perilaku Organisasi

Dosen Pengampu: Ratih Pratiwi, S.Pd., M.Si., M.M.

KOMPASIANA-Transportasi berbasis online saat ini merupakan hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, baik di kota-kota besar maupun di kota-kota kecil. Kehadiran jasa transportasi ini disambut baik oleh masyarakat karena memudahkan orang untuk mendapatkan model transportasi secara cepat, murah, aman, dan nyaman. Selain jasa pemindahan orang menggunakan kendaraan bermotor (ojek/mobil/taxi), perusahaan berbasis online ini juga menyediakan jasa pemindahan/pengiriman barang, pembelian berbagai macam kebutuhan (belanja), dan berbagai macam jasa lainnya.

Revolusi Industri 4.0 sebenarnya sudah berjalan saat ini di Indonesia, salah satunya adalah Grab. Grab merupakan salah satu platform yang bermarkas di Singapura dan paling sering digunakan di Asia Tenggara. Grab menyediakan layanan kebutuhan sehari-hari bagi para pelanggan termasuk perjalanan, pesan antar makanan, pengiriman barang, dan pembayaran menggunakan dompet digital. Kemudahan dalam menggunakan transportasi online seperti ini sangat membantu para masyarakat milineal dalam menggunakan transportasi umum.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline