Garam adalah senyawa hasil reaksi netralisasi antara larutan asam dan larutan basa. Secara umum reaksi netralisasi adalah:
asam + basa -> garam + air
Hidrolisis berasal dari kata hidro dan lisis. Hidro artinya air, sedangkan lisis artinya penguraian. Jadi hidrolisis adalah reaksi penguraian garam dalam air, yang membentuk ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Ion-ion tersebut akan bereaksi dengan air membentuk asam (H3O+) dan basa (OH-) asalnya. Reaksi hidrolisis berlawanan dengan reaksi penggaraman atau reaksi penetralan. Reaksi penggaraman yaitu reaksi antara asam dengan basa yang membentuk garam. Garam yang dihasilkan tidak selalu bersifat netral tetapi tergantung kekuatan asam dan basa pembentuk garam tersebut.
Larutan garam di dalam air ada yang bersifat asam, basa dan netral. Sebagaimana diungkapkan pada pengantar bahwa sifat asam basa atau netral dari garam tersebut terjadi akibat adanya interaksi antara ion garam dengan air. Didalam air garam akan terionisasi dan apabila ion yang terbentuk tersebut bereaksi dengan air maka terjadi reaksi hidrolisis. Beberapa kemungkinan reaksi hidrolisis yang dapat terjadi adalah :
- Kation yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion H+, menyebabkan konsentrasi ion H+ lebih besar daripada konsentrasi ion OH- sehingga larutan bersifat asam
- Anion yang berasal dari garam bereaksi dengan air dan menghasilkan ion OH- menyebabkan konsentrasi ion H+ lebih kecil dari pada konsentrasi ion OH- sehingga larutan bersifat basa
- Kation maupun anion yang berasal dari garam tidak bereaksi dengan air sehingga konsentrasi ion H+ dan ion OH- di dalam air tidak berubah dan larutan bersifat netral.
Ada empat jenis hidrolisis garam sebagai berikut :
- Garam dari asam lemah dan basa kuat jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Sehingga garam akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.
- Garam dari asam Kuat dan basa lemah jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Sehingga garam yakan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.
- Garam dari asam lemah dan basa lemah di dalam air akan terionisasi dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air. Sifat larutan ditentukan oleh nilai tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan nilai kesetimbangan basa (Kb) penyusun garam tersebut. Jika Ka > Kb, maka larutan bersifat asam dan jika Ka < Kb maka larutan bersifat basa.
- Garam dari asam kuat dan basa kuat tidak bereaksi dengan air, sebab jika dianggap bereaksi maka akan segera terionisasi kembali secara sempurna membentuk ion-ion semula. Oleh karena itu konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu sehingga larutan bersifat netral
Rujukan:
https://repositori.kemdikbud.go.id/22150/1/XI_Kimia_KD-3.11_Final.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H