Orangtua atau pendamping yang mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan katarsis. Sebentuk aktivitas-aktivitas pengalihan energi emosi sehingga mereka juga menjadi release dan sehat secara fisik dan mental.
Bukan hal yang mudah untuk dapat sepenuhnya memberikan perhatian, pendampingan tanpa jeda bagi anak-anak kita yang berkebutuhan khusus. Begitu banyak energi yang dilepaskan untuk merawat, menjaga, mendampingi anak-anak kita tersebut.
Orangtua atau pendamping sangat memerlukan aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk mengalihkan, melepaskan energi dan emosi mereka. Kesabaran ekstra dalam mendampingi anak-anak ini menjadi mantra wajib yang selalu disematkan dalam diri para orangtua dan pendamping.
Air mata, kelelahan mental dan fisik, bahkan sampai depresi dari ringan hingga berat pernah saya dengar dari kesaksian orangtua yang mendampingi putra-putri mereka ini. Belum lagi jika support system-nya tidak berfungsi dengan baik dan justru berpotensi memberikan energi buruk bagi mereka.
Upaya-upaya untuk bangkit menerima kenyataan hidup yang mereka hadapi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu banyak episode dalam hidup mereka yang menceritakan pahit, manis, getir pengalaman dalam mendampingi putra-putri mereka tersebut.
Selain komunitas, orangtua juga berupaya mencari ‘kebahagiaan’mereka. Kebahagiaan yang mereka dapat ciptakan sendiri. Bisa dibayangkan apabila kebahagiaan itu merupakan kebahagiaan semu yang harus diperoleh di luar diri mereka.
Banyak kreativitas dan upaya-upaya lain berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan kebahagiaan menurut versi mereka sendiri. Ada satu kata yang wajib dimiliki terlebih dahulu sebelum menciptakan kebahagiaan itu. Penerimaan.
Ada 3 hal yang bisa saya rangkum dari kisah-kisah inspiratif para orangtua hebat ini. 3 hal tersebut adalah sebagai berikut:
Bersyukur
Bersyukur atas apa yang dimiliki dan mencari setiap hal yang baik dan menguatkan. Ini menjadi sebuah kunci atas gerbang kebahagiaan yang diupayakan mereka. Lalu setelah itu mereka akan mengupayakan melakukan hal-hal lain,