Terapi okupasi adalah salah satu terapi yang dilakukan pada anak-anak berkebutuhan khusus.
Keunikan dari terapi yang satu ini adalah berisi ragam aktivitas motorik yang melibatkan keseluruhan anggota tubuh yang berfungsi untuk melatih kemandirian mereka dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Kemandirian adalah tujuan yang akan dicapai dalam mendidik dan melatih anak-anak, tak terkecuali anak-anak berkebutuhan khusus.
Melalui terapi okupasi anak-anak berkebutuhan khusus akan melakukan sejumlah aktivitas yang bertujuan mengembangkan potensi motorik, koordinasi antara mata dan tangan, fokus (konsentrasi), cara memecahkan masalah, dan sejumlah hal lain yang menjadi target sasaran.
Mengapa terapi okupasi ini menjadi tepat guna untuk melatih berbagai keterampilan di atas? Terapi ini melibatkan unsur fun. Unsur yang menyenangkan bagi anak-anak, yaitu bermain. Hal ini menjadi sebuah daya tarik bagi mereka. Melalui permainan anak-anak ini akan dilatih berbagai keterampilan yang akan berguna bagi kehidupan mereka.
Berikut ini beberapa aktivitas terapi okupasi yang bisa dilakukan anak-anak. Kita akan membedakan aktivitas motorik halus dan aktivitas motorik kasar. Kedua aktivitas ini adalah aktivitas yang saling mengisi, melengkapi.
Aktivitas Motorik Kasar
1. Meniti balok keseimbangan
Keseimbangan merupakan salah satu target yang akan dicapai dalam terapi ini. Keseimbangan merupakan sebuah keterampilan alami. Kita bisa berjalan dengan tegak (tidak miring).
Ketika berjalan kita juga menyeimbangkan langkah kanan-kiri secara beraturan. Keseimbangan juga mengatur agar gerak kita menjadi lebih terarah. Namun demikian ada sebagian anak yang mengalami gangguan terhadap hal ini. Maka ini penting untuk dilatih.
Aktivitas ini dilakukan dengan gradasi, mulai dari papan balok keseimbangan yang lebar terlebih dahulu, hingga yang lebih sempit.
Mungkin di awal anak hanya dilatih keterampilan berjalan tetapi kemudian kita bisa menambah aktivitas memindahkan bola atau sambil memindahkan kelereng dengan menggunakan sendok yang dijepit di mulut. Dua atau lebih aktivitas bisa dilakukan sebagai latihan konsentrasi juga.