Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Kita Teman Seperjalanan dalam Memahami Dunia Seksualitas, Nak

Diperbarui: 28 April 2022   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Artikel/Sumber : Unsplash.com

Gadget sudah jadi kebutuhan sekaligus gaya hidup. Bukan berita baru jika anak semakin mudah terpapar pornografi. Banyak sekali di sekitar kita kenyataan anak terpapar porno.

Pagi itu seperti biasa saya menemani aktivitas anak-anak belajar. Perhatian saya tiba-tiba tertuju pada seorang anak yang terlihat melamun di meja depan ruang kelas yang saya dampingi.

Anak laki-laki itu terlihat murung, tampak tidak bersemangat. Matanya kuyu, sambil sesekali memasukkan biji bolpoin ke dalam mulutnya. Saya hanya melihatnya dari kejauhan. Sesekali saya bertanya pada wali kelas yang juga ada bersama saya di ruang kelas tersebut.

Hari itu kelas yang saya dampingi sedang memelajari materi bahasa daerah. Sang wali kelas membagi kelas secara berkelompok untuk menyelesaikan beberapa tugas terkait materi hari itu. Saya menanyakan perihal anak yang sedang saya amati dari jauh tersebut.

Agak kaget juga ketika wali kelasnya memberi tahu saya bahwa anak laki-laki yang sedang saya amati ini gemar sekali menyentuh alat kelamin milik teman-teman laki-lakinya. Banyak sekali dari teman-temannya yang melaporkan pada sang wali kelas mengenai perilaku anak ini.

Hari itu saya gercep berinisiatif mengusut siapa saja yang pernah disentuh alat kelaminnya oleh si anak ini. Di ruangan konseling saya bertanya pelahan pada (sebut saja) Fian, siapa saja teman mainnya di rumah. Fian menyebutkan nama Satria, adik kelasnya yang juga berada di dalam satu sekolah yang sama dengannya.

Bergegas saya mencari anak yang disebutkan oleh Fian. Hari itu saya menemukan Satria sedang berada di kelasnya. Dia menjelaskan dengan gamblang walaupun terlihat canggung dan malu.

Namun demikian saya dapat mengartikan gesture tubuhnya, bahwa dia sangat tidak nyaman dengan perilaku kakak kelasnya tersebut tetapi tidak berani untuk menolak perilaku itu.

Rona wajahnya terlihat ketakutan terhadap Fian ketika mengatakan keberatannya pada perilaku yang kurang pantas diterimanya.

Tentu saya menitipkan pesan pada Satria untuk menolak sekaligus melawan ketika Fian melakukan aksinya kembali. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline