Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Refleksi Hari Kasih Sayang: Melihat Kebutuhan Manusia akan Kasih Sayang di Tengah Hubungan Toksik

Diperbarui: 15 Februari 2022   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penyintas kekerasan/pelecehan karena hubungan toksik. Sumber" Shutterstock via Kompas.com

"Kasih itu memerdekakan bukan membelenggu."

Selamat merayakan hari kasih sayang setiap saat...❤❤

Pagi itu, beberapa hari yang lalu, saya sempat melihat Angelina Jolie di sebuah tayangan media sosial. Dia berbicara dengan terisak. Saya menangkap pesan moral dari tayangan singkat itu. "...korban kekerasan/pelecehan terhadap perempuan seringkali (dibuat) merasa tidak berdaya (tertekan) dengan kondisi yang ada, sehingga memang keputusan yang diambil adalah 'merelakan diri' untuk berkubang dalam kondisi itu." Hal ini yang setidaknya saya tangkap jelas dari tayangan singkat pagi itu.

Saya adalah termasuk orang yang sangat mendukung teman-teman penyintas (korban) kekerasan di muka bumi ini untuk berani speak up.

Sepanjang tahun 2020, data kekerasan di Indonesia (kekerasan terhadap perempuan) menunjukkan angka  299.911 kasus, terdiri dari 291.677 kasus ditangani di Pengadilan Negeri atau Pengadilan Agama, 8.234 kasus ditangani oleh lembaga layanan mitra Komnas Perempuan, serta 2389 kasus ditangani oleh UPR (Unit Pelayanan dan Rujukan) Komnas Perempuan.

Berdasarkan informasi, kasus paling menonjol yang ditangani oleh lembaga layanan mitra Komnas Perempuan adalah KDRT/RP (Kasus Dalam Rumah Tangga/Ranah Personal) sebesar 79% (6.480 kasus). Diantaranya adalah kasus Kekerasan Terhadap Istri, 3.221 kasus (50% kasus), lalu kekerasan dalam hubungan pacaran 1.309 kasus, dan yang terakhir 945 kasus kekerasan yang dilakukan oleh mantan pacar, mantan suami, serta kekerasan terhadap pekerja rumah tangga.

Kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan memang tidak bisa ditolerir. Tentu saja bukan hanya pada perempuan, kekerasan dengan alasan apapun kepada siapapun tidak bisa ditoleransi.

Menerima kekerasan tentu tidak akan pernah masuk dalam tujuan hidup kita. Hubungan hangat, harmonis, menyenangkan, aman-nyaman tentu yang diidamkan oleh semua pasangan.

Impian memiliki hubungan (relasi ) yang sehat dengan pasangan merupakan hal penting yang kerap didambakan. Kita (saya dan Anda) pasti ingin sekali memiliki hubungan yang baik dan sehat dengan pasangan sepanjang masa. Tetapi tidak dipungkiri justru terkadang hubungan toksik yang tercipta.

Pengalaman beberapa perempuan yang pernah saya jumpai, sangat mengejutkan memang. Pengalaman kekerasan yang diterima oleh perempuan sering ditutupi,  sehingga pengalaman tersebut menjadi fenomena gunung es yang justru sering merusak bangunan kepribadian sang penyintas. Depresi tidak jarang dialami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline