Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Pesan Natal 2021 : Kedamaian di Tengah Kerapuhan

Diperbarui: 26 Desember 2021   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi/Sumber : Unsplash.com (Volodymyr Hryshchenko)

Apa arti Natal 2021 bagi Anda?

Natal tahun ini masih diwarnai ‘semarak’ suasana keprihatinan pandemi maupun ragam bencana alam. Ronanya masih diselipi aura yang sama seperti saat Natal tahun lalu. Perjuangan dan semangat solidaritas masih didengungkan sebagai upaya pemulihan kondisi di semua lini kehidupan akibat pandemi.

Natal tahun ini masih berlangsung dalam suasana kewaspadaan, bahkan mungkin (masih terus) diiringi rasa sedih, karena kesepian, kekosongan akibat kehilangan kesempatan bertemu dengan orang-orang yang dikasihi karena pembatasan ruang gerak dampak pandemi. Natal tahun ini masih erat dengan tema ‘bela rasa’.

Bukan hanya itu, bahkan Natal tahun ini mungkin saja masih menyisakan kenangan pahit dan getir dalam keluarga-keluarga yang mengalami kehilangan sanak-saudara, kerabat, kawan, atau sahabat mereka. Kehilangan yang menyelipkan suasana duka-lara di kesempatan Natal 2021.

Banyak kemungkinan juga justru semakin banyak bermunculan orang-orang yang mengalami Festive Depression, sebuah kondisi yang dirasakan orang karena alami rasa sepi dan ‘kosong’, hampa di momen-momen hari raya.

Pengalaman yang saya dapatkan saat menghadapi Natal, (nyaris hampir seumur hidup) selalu indah dalam konsep mainstream. Natal selalu dibalut dengan sebuah perayaan pesta yang menampilkan ‘keramaian’ karena persekutuan, perkumpulan setiap anggota keluarga yang lengkap dengan selebrasi-selebrasi ala-ala kemeriahan pesta di dalamnya. Ada hadiah, ada makanan-makanan khas Natal yang muncul sebagai penanda Natal yang khas.

Faktanya, kondisi Festive Depression bisa saja terjadi pada momen Natal 2021 ini. Kondisi riil, tidak semua dari kita punya keluarga yang bisa menemani saat momen hari raya, atau ada yang berjuang sendiri karena memang kondisi yang memaksa demikian.

Ada juga yang sebatang kara karena telah lama ditinggalkan oleh orang-orang yang dikasihi, atau bahkan tidak semua keluarga dapat mengalami kumpul bersama saat Natal karena kondisi toxic yang menggerogoti, sedang dalam kondisi tidak damai satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang lain, atau mungkin sedang dilanda krisis finansial akut, bahkan ada juga saudara-saudara kita yang sedang berjuang di daerah-daerah konflik serta daerah-daerah dengan kondisi bencana.

Ternyata memang tidak semua kondisi bisa disetting ideal, kawan. Lalu muncul pertanyaan, apakah dengan kondisi tidak ideal ini masih bisa menikmati Natal 2021 yang diharapkan mampu membawa kedamaian?

Mengutip perkataan seorang sahabat penulis, bahwa kedamaian itu bisa ‘diciptakan’! Melalui pernyataan tersebut, tentu pertanyaan di atas masih bisa dijawab dengan tegas. Natal masih bisa membawa damai walau di tengah ‘kerapuhan’, seperti tema besar Natal di gereja saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline