Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Seni Mengelola Luka

Diperbarui: 24 Juni 2021   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi / Sumber : Unsplash.com (Fa Barboza)

Apakah ada manusia tanpa luka sepanjang hayatnya?

Apakah ada manusia yang bebas dari penyakit batin seumur hidupnya?

Apakah ada.....?

Ada apakah....?

etc.........

Boleh memberi kesaksian melalui kolom komentar jika ada yang memiliki pengalaman terbebas dari luka sepanjang hidup berjalan. Ijinkan saya berguru...🙏😊.

"Seorang sahabat akan memahami luka sahabatnya dengan cara yang proporsional..." (Anonim)

Buku Mencinta Hingga Terluka yang ditulis oleh seorang praktisi healing, Pdt. Dr. Julianto Simanjuntak dan istrinya, Ibu Roswitha Ndraha, hari itu membuat saya meleleh. 

Rasanya seperti dikuliti pelan-pelan. Sengat luka terdalam hampir tersentuh. Apakah proses penyembuhan itu berhenti saat individu sadar bahwa telah terluka?Lalu, apakah individu tersebut jadi bebas luka selamanya setelah alami proses-proses penyembuhan? Jika boleh berpendapat, luka adalah sebuah potensi yang bisa menimpa siapapun dan kapanpun, derajatnya yang mungkin bisa berbeda pada setiap individu yang mengalami.

Luka batin parah pernah saya alami juga selama proses-proses 'peremukan ego'. Proses penyembuhan terus terjadi, dan sampai bebasnya nanti dalam dekapan Bapa di surga  (barulah paripurna).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline