"Lingkungan kerja di luar lebih ganas dari ini, maka bersyukur aja kalo kamu dilatih dengan cara dibully disini! Jangan cengeng!"
"Gitu aja lembek!"
Pernah mendengar langsung kalimat seperti di atas? Atau justru kalimat ini ditujukan pada kita? Atau bahkan mungkin kita yang memberikan kalimat-kalimat itu kepada karyawan atau rekan kerja kita?
Pernahkah Anda melihat rekan kerja berjenis kelamin laki-laki yang berperilaku 'sedikit feminin' karena sesuatu yang tidak bisa dikendalikan olehnya diberondong dengan cemoohan, makian, ataupun bullyan oleh rekan kerjanya yang ditujukan pada rekan ini, dengan tameng mendidiknya agar lebih 'maskulin'?
Atau pernahkah Anda dibentak secara verbal oleh bos Anda di depan rekan-rekan kerja Anda? Mendapat perlakuan tidak menyenangkan di WA Grup dengan menyebutkan nama Anda secara gamblang, karena kesalahan yang tidak bisa Anda kendalikan karena keterbatasan dan memaki Anda di WA Grup tersebut, dan pelakunya justru adalah pemimpin atau bos Anda yang selayaknya memberi teladan?
Beragam jawaban tentu bisa muncul menanggapi pertanyaan di atas.
Lingkungan kerja toksik itu seperti apa sih?
Saya pernah mendampingi konseling seorang karyawan baru yang bekerja di sebuah perusahaan milik perorangan di sebuah kota yang relatif besar. Karyawan ini mengeluhkan tidak nyamannya beliau karena perlakuan rekan-rekannya.
Dalam kacamata kita, tentu ada dua sisi yang harus dikedepankan. Bisa jadi karyawan ini yang tidak dapat beradaptasi dengan lingkungan atau lingkungan kerjanya memang tidak sehat. Bagaimana mengujinya?
Gampang saja, jika hampir karyawan disitu mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan karyawan baru tadi tentu ada hal yang harus dibereskan di dalam lingkungan kerja tersebut. Tetapi jika kisah karyawan tadi hanya dari segelintir orang saja, berarti hal itu memberikan gambaran bahwa karyawan tadi harus lebih adaptif, dan tidak gampang menyerah pada situasi yang notabene baru dihadapinya.