Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Tetap Hidup Sehat demi Tangkal Virus Mutasi yang Menghantui

Diperbarui: 4 Januari 2021   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Shutterstock melalui Kompas.com (peterschreiber.media)

Ditemukannya virus mutasi SARS-CoV 2 di sejumlah negara, memberi kenyataan bahwa kita memang belum dapat terbebas sepenuhnya dari pandemi.

Situasi pandemi yang berawal sejak tahun lalu di Indonesia, nampaknya masih terus berlanjut sampai dengan saat ini. Ya, di awal tahun 2021 ini, kita masih terus bergulat dengan situasi pandemi, apalagi diketahui adanya pemberitaan teranyar mengenai virus mutasi.

Hal itu diteguhkan dengan beberapa pemberitaan di media-media, baik di dalam dan luar negeri. Pemberitaan tersebut memberitakan mengenai timbulnya virus mutasi.

Dilansir dalam Kompas.com (29/12/2020) ditemukan varian baru SARS-CoV 2 di Inggris. Ditegaskan bahwa strain virus baru ini (yang merupakan mutasi virus sebelumnya) lebih menular 70% dibandingkan virus pendahulunya.

Selain di Inggris, penemuan kasus Covid- 19 dengan penyebab virus varian baru juga ditemukan di sejumlah negara seperti, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Hongkong, Australia, dan Afrika Selatan. Dilaporkan juga bahwa ditemukan sejumlah kasus yang disebabkan oleh virus mutasi SARS CoV 2. Diketahui bahwa kasus tersebut dapat menginfeksi anak-anak.

Pemberitaan mengenai penemuan vaksin dan rencana pemberian vaksin pada awal tahun 2021 di sejumlah negara, termasuk Indonesia tentu memberi angin segar dan secercah harapan, namun demikian persoalan ternyata belum berhenti sampai disitu saja. Pemberitaan-pemberitaan di media mengenai ditemukannya sejumlah kasus baru karena adanya mutasi virus, masih memberi nuansa kekhawatiran yang membelenggu kemerdekaan kita.

Penemuan mutasi virus juga ternyata ditemukan di Indonesia, hal ini diungkapkan oleh Ketua Satgas Covid- 19 Pengurus Besar Ikatan Dokter (PB IDI) Indonesia, Zubairi Djoerban. Strain virus baru yang diberi kode B117 ini dapat menular 71% lebih cepat namun demikian tidak lebih mematikan. Hal ini dilansir dalam Kompas.com (02/01/2021).

Kenyataan ini memberikan sebuah pemahaman kepada kita, bahwa virus apapun dapat bermutasi. Mengetahui kenyataan tersebut, tentu kita tidak dapat lari dan menghindari kondisi seperti ini, justru  sebaliknya, kita harus dapat menghadapi keadaan ini dengan kesiapan matang.

Intinya, kita tidak boleh lengah dan terus harus menjaga protokol kesehatan yang telah kita terapkan selama ini. Kita jangan sampai dikendalikan oleh ‘situasi-situasi seperti ini’.

Dicky Budiman, seorang Epidemiolog Griffith Australia menekankan, 3 M belum cukup. Dengan kondisi ini, protokol kesehatan 5 M harus dilakukan. Apa itu 5 M?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline