Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Bolehkah Hadirkan Pengalaman "Sulit" pada Anak untuk Latih Ketangguhannya?

Diperbarui: 18 Juni 2020   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi ketangguhan dalam melakukan kegiatan panjat tebing/ sumber : dok. mapala UI melalui kompas.com

Bicara soal ketangguhan seseorang dalam menghadapi hidup, pasti tidak lepas dari pengalaman-pengalaman di masa kecil yang dihadapinya, yang dilaluinya, yang dijalaninya.

Saya mengamati dan menganalisa fenomena ini dalam kehidupan saya, dan tak jarang, terjadi juga di dalam lingkup kehidupan yang mengelilingi sepanjang perjalanan hidup saya.

Ada masa dimana saya mengalami kehidupan yang sangat nyaman, seolah, isi dunia ini semuanya malaikat dan orang-orang yang sealur (naiiif banget, ya), orang-orang yang mendukung, orang-orang yang sayang dengan kita, lalu tiba-tiba terperanjat kaget ketika menemui “ada yang tak seirama”: sarkastik, selalu memiliki ambisi menaklukan, tak sepemahaman, cenderung bermusuhan, berpotensi selalu melukai, dan sebagainya.

It was a long ago……

Seorang Ibu cantik, istilahnya “mamah muda” kalo sekarang, ya. Beliau memiliki anak yang rupawan juga seperti dirinya, bocah perempuan berusia 4 tahun dengan segala talenta hebat yang dimiliki. 

Ibu jelita ini bertanya, “Bolehkah kita mulai mengenalkan “fenomena kesulitan atau tantangan” hidup sejak dini kepada anak, sehingga mereka bisa tumbuh dengan tangguh?”

Menarik sekali pertanyaan ini…

Seorang sahabat dekat yang sudah ditinggal ayah terkasih selagi dia kecil. Hal itu menjadikannya tumbuh hanya bersama Mama, the one and only, sosok orang tua yang dekat dan dominan mempengaruhi kehidupan sahabat saya ini.

Dia tumbuh menjadi seseorang yang sangat kuat, saya gak pernah lihat dia menyerah kala menghadapi “ujian” hidup. Masalah menjadi gairah. Hidupnya bak grafik penjualan yang selalu mengalami kemajuan.

Dia memang bukan Tuhan, ada kalanya mengeluh dan bahkan meneteskan air mata, wajar lah, ya, manusiawi.. Tetapi setelah momen curhat terjadi, beberapa hari kemudian, eemejiiingggg, dia datang dengan menceritakan, bahwa masalah itu justru sudah takluk di tangannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline