Lihat ke Halaman Asli

Yunita Kristanti Nur Indarsih

TERVERIFIKASI

Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

Serba-serbi Penggunaan Masker Kain

Diperbarui: 6 April 2020   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi : Dok. Pribadi

Setelah CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan lalu WHO (World Health Organization) memberikan pengumuman resmi penggunaan masker sebagai bagian dari skenario pencegahan Covid- 19 di dunia, serentak di negara -negara terdampak Covid- 19 mengumumkan juga kebijakan untuk menggunakan masker ketika melakukan aktivitas di luar.

Kebijakan penggunaan masker itu pun menjadi bagian dari protokol kebijakan di republik ini. Tak ayal lagi sejumlah konsumen langsung menyerbu masker kain yang dijual di pasaran, sesaat setelah pemerintah mengumumkan kriteria penggunaan jenis masker yang harus dikenakan oleh warga sipil. Penggunaan masker kain adalah langkah pemerintah untuk memberi gambaran jelas pada masyarakat, jenis masker apa yang bisa digunakan sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid- 19.

Kota Salatiga dimana saya berdomisili telah lakukan upaya antisipatif jauh sebelum kebijakan ini resmi diumumkan. Beberapa pengusaha aneka kebutuhan rumah tangga di kota Salatiga yang saya kenal, telah menangkap upaya pemerintah ini  sejak awal sebagai sebuah tindakan antisipatif ketika masker bedah mengalami kelangkaan karena pasokan terbatas dan digunakan sepenuhnya untuk tenaga medis yang menjalankan fungsi sebagai 'pasukan' di garda terdepan memerangi Covid- 19 ini.

Sepengetahuan saya sudah sejak 3 pekan lalu hal ini terjadi. Antisipasi sudah dilakukan di beberapa lini usaha di kota Salatiga, terutama pada lini usaha rumah tangga seperti bed cover, seprai, selimut, bantal, sampul bantal dan lain sebagainya, yang intinya, produk - produk yang menggunakan kain.

Kami di Salatiga tidak terlalu kesulitan mencari masker karena edukasi penggunaan masker kain sudah digencarkan sejak awal, sehingga ketika pemerintah menyerukan aturan penggunaan masker di tempat - tempat umum, dan aturan penggunaan masker untuk pengguna jasa angkutan umum, kebijakan ini direspon dengan cukup smooth oleh warga Salatiga.

Penggunaan masker menjadi trending topic hari ini di media sosial. Disinyalir dari semakin meluasnya angka persebaran Covid- 19, CDC dan lalu WHO mengharuskan kebijakan ini diberlakukan di seluruh negara di dunia yang terdampak oleh Covid- 19.

Siang tadi saya sempat berbincang via whatsapp dengan seorang kawan SMA saya yang saat ini sedang berada di Taiwan. Saya dan Ratna, nama kawan saya ini, juga membahas mengenai penggunaan masker disana. Dia menuturkan pengalaman dia seputar Covid- 19 yang juga terjadi. Saya juga sempat menanyakan berapa banyak kasus disana, dia mengatakan sekitar kurang lebih 360 an sekian kasus Covid- 19 terjadi di Taiwan.

Ratna sempat menceritakan pengalaman kemarin (05/04) saat akan melakukan perjalanan dengan menggunakan MRT disana. Ada sedikit pengalaman lucu dan sedikit menjengkelkan, saat dia batuk (hanya tenggorokan gatal lho, ya, bukan karena Covid- 19)rupanya hampir seluruh penumpang di  MRT tersebut langsung melihatnya dengan tatapan tajam seolah Ratna ini sedang mengalami penyakit kutukan, agak geli juga membaca WA-nya. 

Kita ketahui bersama Taiwan merupakan negara yang dinilai cukup berhasil menekan laju persebaran Covid- 19, dimana jarak Wuhan dan Taiwan hanya 130 an kilometer saja. Teknologi data scanner indikasi penyakit yang canggih disinyalir sebagai salah satu alasan minimal nya korban Covid- 19 disana.

Bukan hanya itu saja, di Taiwan juga diterapkan denda sebesar 5000 TWD (Dolar Taiwan Baru) ketika seseorang tidak menggunakan masker di MRT, dan bila tidak menggunakan masker di angkutan bus akan dikenakan denda sebesar 15. 000 TWD. Perlu diketahui saat ini kurs 1 dolar taiwan baru atau disingkat TWD, setara dengan 547,23 rupiah. 

Itu kurs per 6 April 2020 hari ini.  Bisa dibayangkan berapa uang yang harus dikeluarkan karena tidak gunakan masker sesuai peraturan yang dibuat pemerintah disana, alias denda kalo kagak patuh gunain masker.. O Em Ji... sayang sekali jika itu benar - benar terjadi, lebih baik uang itu digunakan untuk membelanjakan kebutuhan sehari - hari dan seperangkat vitamin untuk perkuat stamina, ya nggak.. Ocehan Ratna itu menambah deretan wawasan saya mengenai penanganan Covid- 19 di negara lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline