Lihat ke Halaman Asli

Nita Juniarti

Seorang Perempuan

Catatan Sebuah Panyot, Gerakan Literasi di Aceh Barat Daya

Diperbarui: 15 Oktober 2020   08:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pandemi Covid-19 Corona Virus sudah membuat banyak kegiatan tertunda namun ternyata melahirkan ide-ide baru yang cukup menyegarkan untuk gerakan literasi yang diberi nama Panyot Abdya. Setidaknya, terhitung sudah 5 kali kegiatan Cang Panah diadakan secara virtual melalui akun instagram @panyotabdya.

Pada tahun 2018, Saya bersama tiga orang teman lainnya, Bang Masri, seorang PNS di Aceh Barat Daya dan aktif menulis,  Bambang Herlambang (Ketua Himpunan ESA STKIP Muhammadiyah Aceh Barat Daya), Rizky Rivaldi (Ketua Komisariat IMM STKIP Muhammadiyah) setuju membangun sebuah gerakan literasi yang kami beri nama panyot tepat pada hari Jumat,  27 Juli 2018 di Keniyo Kafe, Susoh.  

img-20200626-wa0022-5f87a71b8ede481183214812.jpg

Saya pribadi ikut bergabung menjadi founder adalah agar ada wadah kawan-kawan bisa ikut bekerja untuk literasi dan saya bisa belajar bekerjasama.

Panyot bearti pelita, berasal dari bahasa Aceh. Minyak lampu yang menggunakan minyak tanah ini dulunya digunakan sebagai penerang saat listrik mati. 

Gerakan dengan hastag #lets60read ini bertujuan untuk Meningkatkan Minat Baca. Kami awalnya sepakat gerakan ini relawannya tidak terikat, pendaftaran melalui gform. Lets60read bermakna mari melakukan hal baik minimal 60 menit perhari. Kegiatan baik salah satunya adalah membaca Buku.

Lapak buku di 17 agustus 2018 tepat dengan Kemerdekaan RI ke 73 di Lapangan Persada, gerakan ini berniat memerdekakan diri dari kebodohan dengan membaca. Logo panyot yang didesain ibeng lahir beberapa hari sebelum lapak buku diadakan. Seberes lapak buku yang sangat singkat itu, dibuka dengan gerakan menggunakan musik dipimpin nita, baca buku lalu usai.

Beberapa waktu selanjutnya diadakan rapat perdana para Relawan untuk menyusun program kegiatan Panyot Abdya di Pantai Cemara, Susoh.

Diskusi tersebut melahirkan beberapa agenda  yaitu :

1. Lapak Buku : Menyediakan lapak buku ditempat umum untuk dibaca oleh masyarakat

2. Donasi Buku : menerima buku dari siapapun untuk dikelola oleh Panyot Abdya

3. Cang Panah : Kegiatan bincang santai dengan beberapa  pegiat literasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline