Lihat ke Halaman Asli

Nita Juniarti

Seorang Perempuan

Puisi | Corona, Nyiyiran Perantau yang diPHK

Diperbarui: 15 April 2020   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: redial

Rasa rindu bisa ditahan untuk tak bertemu
Pada jarak kusandarkan gundah mengebu
Omongan nyinyir mampir di daun telinga
Harusnya kau sadar,  perantau pulang itu membawa Corona serta, begitu kata mereka

Ah... Wabah akan berlalu, pasti
Wabah, jika ini musibah sekejap saja bisa Tuhan cabut
Namun, omongan yang sudah terlampau menusuk hati adakah obat?
Adakah yang memberi tenang pada lidah yang terlanjur berdoa sebab hati terlanjur terluka?
Wabah akan berlalu,  namun apakah status manusia masih jadi milikmu?

Kau, aku, kita harusnya jadi pahlawan rebahan
Rebahan tanpa nyiyiran dan sindiran menyesakkan
Kau, aku, kita harusnya jadi pahlawan dengan sosial distancing
Sosial distansing dengan iman connecting
Harusnya begitu...
Kau, aku, kita
Bisa menghadapi corona tanpa menambah luka

Kamar karantina, 18.14 wib

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline