Lihat ke Halaman Asli

Puisi, Kunci Pembuka Masa Depan

Diperbarui: 17 Januari 2017   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi


Membaca puisi bagi sebagian orang adalah hobby.Bagi sebagian yang lain adalah wahana untuk berwisata hati dan pikiran, ekspresi jiwa yang luas, dan sebagainya. Tapi tidak hanya itu makna membaca puisi untuk Sahlan. Baginya,  selain hobby dan hentakan jiwa, puisi adalah sebuah kunci pembuka masa depannya.

Bernama lengkap Sahlan Maulana Yusup. Dia adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Cikalongkulon yang sangat membanggakan banyak orang, terutama sekolah, kabupaten dan kedua orang tuanya. Siswa yang lahir di Cianjur pada tanggal 6 Juni 2003 ini adalah anak bungsu dari 6 bersaudara.  Lahir dari seorang ibu yang bernama Geugeu dan Ayahnya bernama Mahpud.  Sahlan berasal dari keluarga sederhana, tinggal di kampung Citampele, Desa Mentengsari, Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur. Dia menuntut ilmu di sebuah sekolah kecil di kampung yang jauh dari kota. Sebuah sekolah yang baru empat tahun lalu berdiri. Dia memang orang kampung,  tetapi dia berhasil menjadi  juara 1 Lomba Baca Puisi Putra pada Festival Lomba Seni Siswa Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2016.   Mengalahkan saingan-saingannya dari berbagai kota dan kabupaten, tidak membuatnya menjadi sombong. Dia tetap saja menjadi siswa yang rendah hati. Sehari-hari selain aktif belajar dia adalah seorang ketua OSIS yang disayangi oleh teman-temannya.

Saat ditanya kapan mulai menyukai kegiatan membaca puisi, dia menjawab malau-malu, “Sejak Sekolah Dasar. Pernah diminta oleh Ibu Guru untuk ikut lomba baca puisi tetapi hanya menjadi juara 2 Tingkat kecamatan.” Dia menambahkan, bahwa baru benar-benar  belajar membaca puisi ketika di bangku SMP sekarang ini. Saat dilatih dengan serius di sekolah, dia akhirnya berhasil menjadi juara tingkat provinsi tersebut.

Keberhasilannya di bidang baca puisi ini diapresiasi oleh banyak pihak. Beberapa diantaranya adalah Kepala Desa Mentengsari di mana dia tinggal, pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur dan sebuah perusahaan peternakan di dekat sekolah dan rumahnya, PT Pasir Tengah. Saat saya, sebagai kepala sekolahnya,  mengenalkan Sahlan kepada Kepala Desa dan menceritakan prestasinya, beliau langsung memberikan hadiah untuk menambah semangat dan motivasi.

Sedangkan PT Pasir Tengah selain memberikan hadiah berupa uang tunai, perusahaan ini juga mengangkat Sahlan menjadi anak asuh perusahaan dan akan membiayai sekolahnya untuk jenjang SMA, Sarjana bahkan hingga Pascasarjana.  Sebuah hal yang tidak pernah disangka sebelumnya. Laksana mendapat durian runtuh. Sungguh anugerah Allah swt yang sangat luar biasa. Saat masih banyak pelajar lain yang bingung masalah biaya untuk melanjutkan sekolah, hadiah bea siswa sekolah ini  menjadi hal yang mengharukan untuk Sahlan dan semua orang yang menyayanginya. Masa depan Sahlan yang sebelumnya tidak pasti, saat ini menjadi terbuka lebar. Dia tinggal menyalakan lampu-lampu jalannya dengan ilmu-ilmu penerang untuk memuluskan langkah dan mendekatkan diri kepada Sang Maha Berkehendak untuk mentakdirkannya menjadi mahasiswa Pascasarjana yang diimpikannya.

Saat berita bahagia ini disampaikan kepada Sahlan dan keluarganya, tampak keharuan yang luar biasa. Mata kedua orang tuanya berkaca-kaca, bibirnya bergetar saat mengucapkan alhamdulillah. Kebahagiaan Sahlan tampak sekali dari raut wajahnya. Air mata yang menetes adalah tangis bahagia. Ditambah lagi, beberapa saat yang lalu dia juga mendapat uang tunai sebesar Rp 3.000.000,- dari Kementrian Pendidikan Nasional ketika menjadi peserta Festival Lomba Seni Siswa Nasional. Dia benar-benar tidak menyangka, membaca puisi menjadi sebuah kunci pembuka pintu masa depannya.

Akhirnya,  peristiwa yang membahagiakan ini, menjadi sebuah kekuatan dan motivasi bagi saya, seperti yang dimiliki Sahlan. Terus berjalan, kadang terbang dan ada saat berlari mengerjakan semua tugas dan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya untuk menemukan kunci-kunci pembuka masa depan yang lain. Bukan hanya untuk saya tetapi juga untuk sekitar kita.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline