Lihat ke Halaman Asli

Pahlawan di Masa Depan

Diperbarui: 10 November 2021   11:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

logo pahlawan dari Kemensos

Tanggal 10 November dikenal dengan hari Pahlawan. Hari tersebut sebagai pembuktian bahwa para manusia kuat, manusia hebat kebanggaan negeri tercinta berhasil mengusir penjajah. Tanggal 10 November juga dijadikan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, perlawanan arek --arek Surabaya kepada bangsa Belanda patut kita kenang selamanya. Kini perjuangan mereka telah usai, Indonesia telah merdeka. Meskipun sosok pahlawan telah tiada dan beberapa tidak dapat menikmati hasilnya, setidaknya cita-cita mereka tercapai dengan memberikan kemerdekaan bagi cucu -- cucu dan keturunnya.

Jika dahulu pahlawan adalah orang-orang mengangkat senjata untuk pergi berperang, sedangkan orang-orang yang dapat dianggap pahlawan adalah mereka yang rela nyawanya dipertaruhkan untuk kepentingan bersama. Misalnya dengan berperang melawan virus mematikan yang terjadi baru-baru ini. Banyak orang yang sangat beperan dalam menekan angka kematian, banyak juga yang harus kehilangan sanak saudara akibat virus yang berasal dari China ini. Tetapi jangan khawatir perjuangan mereka tidaklah sia-sia. Sebetar lagi kita akan menikmati kebebasan yang sesungguhnya. Lantas bagaimana dengan pahlawan masa depan seusai pandemi?

Seperti yang kita ketahui, lockdown merupakan salah satu langkah pemerintah untuk mengatasi penyebaran virus corona. Virus corona merupakan keluarga besar virus yang ditularkan secara zoonosis (antara hewan dan manusia) dan dapat menyebabkan gejala ringan hingga berat. Sebelumnya, setidaknya terdapat dua jenis corona virus, yaitu Middle East Respiratory Sindrome (MERS-CoV) dan Sever Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) (Kemenkes RI, 2020). Sars-CoV atau dikenal dengan Covid-19 inilah yang dapat mengubah segala hal, baik ekonomi, pendidikan hingga mental masyarakat yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kita tidak menyangka bahwa virus Covid-19 menjadi musuh besar masyarakat Indonesia kali ini. Tidak ada persiapan apapun untuk melawannya, semua datang tiba-tiba sehingga tatanan masyarakat menjadi kacau balau, termasuk dunia pendidikan.

Apa yang telah dilakukan oleh pahlawan kiranya dapat menginspirasi dan memotivasi kita semua untuk meneruskan perjuangan mereka. Sehingga pemerintah melalui laman Kementerian Sosial menetapkan tema hari pahlawan tahun 2021 adalah "Pahlawan Inspirasiku" dan juga melaksanakan Hening Cipta selama 60 detik secara serentak dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 November 2021 pada pukul 08.15 waktu setempat, bertepatan dengan Upacara Peringatan Hari Pahlawan. Selain itu Kemensos juga membuat logo yang memuat lima poin penting. Pertama, bambu runcing sebagai simbol keberanian para pejuang zaman dahulu. Kedua, pahlawan yang dalam ruas batang bambu runcing menyimbolkan seseorang yang mengorbankan kenyamanan hidupnya agar orang lain bisa mendapatkan kenyamanan seperti dirinya.

Ketiga, buku sebagai simbol inspirasi generasi masa kini dengan membaca buku kita dapat melakukan nampak tilas perjuangan mereka. Keempat, bendera merah putih merupakan siblisasi dari sebuah bangsa dan negara yang dahulu para pahlawan perjuangka. Kelima, adalah kepalan tangan yang melambangkan keteguhan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan (kemensos.go.id). Apabila semua lapisan masyarakat mau dan menerapkan setiap butir-butir semangat dari hari pahlawan dan yang tercantum dalam logo baru tersebut, maka hal itu sebagai modal untuk membangun bangsa.

Salah satunya dapat dilihat dari apa yang dilakukan oleh para tenaga kesehatan (atau biasa disebut nakes) saat ini bekerja layaknya seorang pahlawan. Mereka bekerja dengan sebaik-baiknya untuk memulihkan dari pandemi. Siang hingga malam mereka rela tubuhnya dibungkus plastik pengap untuk melindungi diri mereka dan masa depan bangsa ini. Namun, seringkali kerja keras mereka tidak dihargai. Masyarakat tidak peduli jika ada orang yang bertaruh nyawa dan lebih mementingkan kebahagiaannya dengan berkumpul untuk sekadar ngopi atau liburan keluar negeri. Berkat nakes, semua kesengsaraan akibat pandemi hampir kita lewati. Lalu setelah pandami usai kini peran guru yang akan berganti.

Peran guru bukan hanya mendidik dan mengajar saja, namun mereka harus mampu membimbing, menasehat, serta membangun kreativitas anak didik dengan sebaik-baiknya. Peran guru tersebut sangatlah diperlukan untuk mengubah mental, perilaku, hingga kecerdasan anak-anak. Guru harus tahu bahwa pandemi sudah mengubah semuanya. Sehingga perlu inovasi-inovasi pendidikan yang berbeda dengan masa lalu. Inovasi dapat dilakukan dengan melibatkan teknologi dalam pembelajaran. Seperti penggunaan interactive flat panel pengganti papan tulis sebagai sarana pembelajaran interaktif, sehingga anak-anak dapat tertarik dan mau belajar. Hal tersebut dilakukan agar pendidikan di Indonesia semakin maju. Ditambah dengan prediksi bonus demografi yang diraih Indonesia pada sekitar tahun 2045, membuat guru harus lebih semangat lagi dan menjadikan pahlawan sebagai inspirasi mengajarkan anak-anak menjadi lebih baik dan menciptakan SDM yang lebih unggul.

Maka dari itu, dalam merayakan hari pahlawan, tidak semuanya harus dilakukan secara formal, baik dengan mengikuti upacara ataupun acara-acara formal lainnya. Kita dapat menghargai jasa para pahlawan dengan cara masing-masing. Misalnya saja menjadikan semangat para pahlawan sebagai inspirasi, baik inspirasi bekerja, ataupun belajar. Seperti yang dilakukan oleh nakes dan guru. Jika semua lapisan masyarakat memaknai Hari Pahlawan dengan sebaik-baiknya, diharapkan Indonesia bangkit dan maju setara dengan bangsa-bangsa lain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline