Lihat ke Halaman Asli

Nita Ejul

Freelance Worker

Belajar Merelakan

Diperbarui: 4 Juli 2019   11:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Satu tahun telah berlalu, mencoba tidak mengingat tentang dirimu sudah aku lalukan semenjak hari itu, saat  kau putuskan untuk pergi dari kehidupanku. Ya, aku belajar dan berusaha dengan keras untuk tidak selalu memikirkanmu. Aku bahkan tidak bermain dengan sosial mediaku berharap tidak menemukan linimasa profilmu di beranda facebook ku. Ahh sudahlah sekuat apa pun aku berusaha untuk tidak bermain sosial mediaku, tetap saja kamu masih megirim direct message di instagramku. Bagaimana aku bisa move on jika kamu saja masih menghubungiku. Atau kamu sedikit  menyesal telah memtutskan pergi hari itu? Atau kamu sudah tah bahwa teryata penjelasanku ternyata benar, dan salahmu memercayai orang  lain dari pada kekasihmu sendiri.  

Kau tahu, saat kau pergi meninggalkanku, mencari kesibukan dengan mengikuti kegiatan dikampusku sudah menjadi hal biasa agar aku tak memikirkanmu. Hal positif yang aku dapatkan setelah kehilanganmu adalah aku menemukan banyak hal yang mengasyikan dengan berkumpul dengan orang-orang baru dan itu tidak melulu tentang kamu. 

Hobiku dengan berteman dengan alam juga tidak aku abaikan saat itu dan sekarang, bukannya kamu mengekang tentang hobiku namun setelah kejadian itu aku sadar telah banyak waktu yang kubuang dengan percuma, hanya berurusan soal cinta.  Jikalau tau akan seperti ini aku akan mengexplore lebih dalam tentang diriku lagi.  Bukankah saat ini aku bisa mengexplore diriku lagi? Ya, namun saat ini bukanlah prioritasku lagi, karena saat ini ada hal yang aku prioritaskan selain hobi, dan itu adalah menata hati dengan orang yang benar-benar mencintai dan tak akan pergi lagi. 

Tahukah kamu, kemarin aku pergi ke bukit dekat rumahku, menikmati senja kala itu dan mengingatmu. Namun  dari senja aku belajar untuk merelakan karena yang datang akan pergi, yang nampak indah hanya sesaat. Bukankah jika kita  saling melengkapi kekurangan satu sama lain akan lebih indah. Bisa menerima dan mengambil jalan tengah yang tidak akan membuat hubungan kita selesai. Ego dan ego yang akan selalu mengalahkan rasa.

Bukankah jika aku kurang baik kamu akan mengajariku menjadi lebih baik bukannya pergi mencari yang terbaik. 

Terima kasih caramu pergi kemarin membuatku dapat menemukan yang terbaik . 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline