Saya Nita Erniati, S.Pd, Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Cianjur dari SMAN 1 Sindangbarang akan merangkum proses perjalanan pembelajaran yang saya lalui pada Program Guru Penggerak . Saya akan mencoba menarik kesimpulan dan berefleksi mengaitkan materi-materi dari mulai modul 1.1 sampai saat ini saya sampai di modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin , saya akan mengaitkan materi ini dengan materi-materi lain di modul sebelumnya dengan menjawab 14 panduan pertanyaan di koneksi antar materi ini.
Namun sebelum membahas keempat belaspertanyaan panduannya, mari kita menafsirkan kutipan dari Bob Talbert yang berbunyi:
" Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik "
(Teaching kids to count is fine but teaching them what count is best)
(Bob Talbert)
Dari kutipan Bob Talbert di atas bisa dikaitkan dengan proses pembelajaran yang sedang dipelajari saat ini yaitu mengajarkan materi atau kognitif pada anak itu sangat baik namun mengajarkan anak tentang sikap atau behaviour adalah yang terbaik karena belajar itu tak hanya bicara tentang materi namun jauh lebih luas dari itu yaitu bagaimana mereka menyiapkan dirinya agar bisa menjadi bagian dari masyarakat yang berguna. Ini sesuai dengan filosofi Ki Hadjar Dewantara yang menyatakan Pendidikan itu tidak sekedar tentang penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan semata. Lebih dari itu, Pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia yang utuh dan berbudaya yaitu manusia yang memiliki akal, hati dan rasa kemanusiaan yang tinggi sehingga dapat menjadi individu yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungannya. Oleh karena itu tugas seorang pembelajar tidaklah mudah karena bukan hanya mengajarkan materi pada pemelajar namun juga bagaimana cara bersikap.
Seorang pembelajar harus memiliki nila-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut dalam suatu pengambilan keputusan karena itu semua akan memberi dampak pada lingkungannya. Setiap keputusan yang diambil oleh oleh seorang pembelajar pastinya harus mempertimbangkan banyak pertimbangan seperti paradigma dilemma etika yang paling sering dirasakan adalah keadilan lawan rasa kasihan namun pada pengambilan keputusan, pembelajar harus memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil haruslah berpihak kepada murid. Karena bila keputusan yang diambil tidak berpihak kepada murid dikhawatirkan akan berakibat pada masa depan murid itu sendiri.
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, keputusan yang kita ambil harus dapat memberi kontribusi pada proses pembelajaran murid dengan selalu berpihak pada murid yang dilandasi dengan nilai-nilai kebajikan. Contohnya Ketika kita mengambil keputusan untuk memberi kesempatan pada murid untuk memperbaiki nilainya yang kurang baik dengan memberikan tugas tambahan itu dilakukan agar murid tersebut bisa mengejar ketertinggalan nilainya namun tetap bisa mendapatkan proses pembelajarannya. Itu semua dilakukan karena betapa pentingnya murid untuk tetap mendapatkan pendidikan sesuai dengan kutipan dari seorang ahli yang menyatakan sebagai berikut.
Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Dari kutipan di atas dapat kita simpulkan bahwa Pendidikan sangatlah diperlukan agar tercipta manusia yang berkarakter, memiliki nilai-nilai kebajikan , nilai moral yang membuat seorang pemelajar bisa menjadi manusia yang berperilaku etis yang akan membawa perkembangan yang sangat pesat di generasi yang akan datang.
Setelah kita menafsirkan beberapa kutipan dari para ahli di atas tentang Pendidikan, sekarang mari kita kaitkan materi dari modul awal sampai modul 3.1 tentang pengambilan keputusan agar bisa menunjukkan koneksi antarmateri dengan menjawab keempat belas panduan pertanyaan di bawah ini.