Lihat ke Halaman Asli

Tukang Tipu

Diperbarui: 13 Juli 2015   19:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dia handal mempermainkan perasaan dan logikamu sehingga kau menyangka seonggok kotoran kerbau adalah sebongkah emas. Dia meyakinkanmu bahwa apa yang ditawarkannya adalah harta karun Raja Solomon sehingga kau merasa bodoh jika menolak mencicipi tawarannya itu. Kata-katanya lincah. Dia tampil sebagai seorang terpercaya, baik hati, dan tulus. Dialah si mulut manis. Si penipu. Si tukang rayu. Snake-oil salesman. Confidence artist alias con artist. Dia bertindak penuh trik dan seni layaknya seorang seniman atau aktor, dan dengan kemampuan persuasif, manipulatif, dan akting piawai dia menyesatkan orang-orang berhati lemah.

**

Akhir-akhir ini ada beberapa kasus penipuan yang mampir di telinga saya. Yang paling populer tentu saja kasus penipuan yang dilakukan Bernard Madoff, seorang pialang AS yang telah menimbulkan kerugian nasabah sebesar US$50 miliar. Skema penipuan Ponzi yang dilakukan Madoff ini merupakan penipuan investasi tambal-sulam yang menjanjikan pengembalian keuntungan berkali lipat bagi investor yang sebenarnya ditutupi dengan uang investor lainnya.

Baiklah, saya tak akan bicara panjang lebar soal Madoff. Yang ingin saya bicarakan di sini adalah soal scam atau tipu-tipu lainnya yang berasal dari Benua Hitam. Mungkin anda pun pernah menerima tawaran menggiurkan lewat e-mail yang isinya biasanya ajakan kerjasama untuk mencairkan sejumlah besar uang yang ada di Afrika. Yang anda penuhi cuma satu, yakni mengirimkan dana pada si penipu untuk biaya pengurusan uang siluman itu.

Scam model ini pertama kali saya ketahui pada tahun 2001 lewat sebuah e-mail yang menyebutkan saya adalah pewaris tunggal uang jutaan dollar AS dari seorang milyuner Afrika yang tewas karena insiden lalu lintas. Pengirim e-mail tsb mengaku seorang barrister (pengacara) di Nigeria yang bersedia membantu saya mengurus warisan tsb dengan sejumlah biaya tertentu. Saya bingung sekaligus curiga. Bingung sebab ngapain juga seorang jutawan Afrika yang tak saya kenal mewariskan hartanya pada saya. Curiga karena bahasa Inggris sang barrister di e-mail tsb acakadul dengan kesalahan grammar di sana-sini. Alhasil e-mail itu tak saya gubris sama sekali.

Saya yakin scam ini sekarang sudah diketahui luas --bahkan sepertinya sudah basi. Media pun sering memuat kisah korban penipuan ini, termasuk seorang dosen di Indonesia yang tertipu milyaran rupiah. Makanya ketika mengetahui seorang teman yang bermukim di Eropa Barat nyaris terjebak tipuan usang ini, saya hampir tak percaya.

Triknya memang sedikit berbeda meski gaya tipu-tipunya sama saja. Para penipu yang kebanyakan berasal dari Nigeria dan Burkina Faso ini, sekarang memperluas wilayah operasinya hingga ke situs online dating untuk menjaring perempuan single dan berduit seperti teman saya itu.

"Dia romantis, baik, mapan, dan relijius," kata teman saya menggambarkan si penipu asal Nigeria yang mengaku sebagai seorang caucasian (kulit putih) asal AS yang punya bisnis di Nigeria. Tampaknya si penipu ini cukup terlatih. Karena tahu teman saya relijius, maka sambil chatting di YM dia tak lupa membolak-balik Injil sehingga dibajirinyalah teman saya itu dengan segala ayat indah dari kitab Genesis hingga Revelation. Dan teman saya yang sudah lemah semakin lemah saja, terpesona dengan rangkaian kalimat spiritual si mas Nigeria itu.

Sebenarnya teman saya agak curiga sewaktu ngobrol via telepon dengan si penipu. Kok seorang kulit putih AS berbicara dengan aksen Afrika yang kental? Tapi teman saya menutup telinganya rapat-rapat dan menendang logikanya jauh-jauh dan meyakinkan dirinya bahwa ini adalah jodoh terbaik baginya. Coba, apalagi sih yang kurang? Pria itu adalah seorang businessman, berdomisili di Boston-USA, relijius, bahkan ayahnya adalah seorang pendeta. Komplit. Almost perfect. Jenis jodoh seperti ini pastilah kiriman Tuhan.

Dan bola pun bergulir...Setelah bercinta-cintaan intens selama sebulan via online dan telepon, tiba-tiba si mas Nigeria mengeluh usahanya mengalami masalah di Lagos, kota pelabuhan di Nigeria, dan membutuhkan dana cash secepatnya. Teman saya segera jatuh kasihan. Hampir saja dia memberikan pinjaman uang. Untungnya sebelum hal itu terjadi dia menghubungi saya dan menceritakan problem ini. Saya pun meyakinkannya bahwa pria itu adalah penipu asal Afrika. Benar saja, ketika teman saya mengkonfrontasi si penipu, segera saja pria itu lenyap, tak pernah online dan menelepon lagi. Teman saya pun selamat dari rayuan maut si penipu.

Kalau di Iowa, AS, tempat saya tinggal, soal tipu-tipu ala Nigeria lebih hilarious lagi. Korbannya? Ed Mezvinsky, mantan anggota kongres Iowa yang juga adalah calon mertua Chelsea Clinton, putri tunggal Bill dan Hillary Clinton. Oh, gosh, hal ini begitu absurd. Bayangkan, Ed, seorang pengacara lulusan Berkeley bisa termakan tipuan black money dari Nigeria. Scam ini sebenarnya sungguh konyol. Si penipu menawarkan uang dalam jumlah besar kepada Ed. Untuk memudahkan uang tsb diselundupkan keluar Afrika, terlebih dulu lembaran-lembaran uang itu disamarkan dengan cat hitam. Untuk mengubah uang hitam ke wujud asli dibutuhkan cairan kimia khusus yang sangat mahal harganya. Cairan ajaib inilah yang dijual oleh si penipu kepada korbannya. Akibatnya jutaan dollar uang Ed pun ludes terjebak rayuan gombal itu. Lebih parahnya lagi, ternyata uang itu sebagian adalah milik teman/kerabat Ed. Merasa tertipu, mereka pun melaporkan Ed kepada polisi dan akhirnya ybs dijatuhi hukuman 7 tahun penjara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline