Lihat ke Halaman Asli

Niswana Wafi

Storyteller

Masyarakat Individualis Masa Kini Disebabkan oleh Sistem

Diperbarui: 15 November 2022   22:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by cottonbro studio: pexels.com

Satu keluarga telah ditemukan tewas membusuk di perumahan Citra Garden 1 Extension Kalideres, Jakarta Barat pada Kamis, 10 Oktober 2022. Keluarga tersebut dikenal sangat tertutup dengan warga sekitar. Saking tertutupnya, bahkan kematian keluarga tersebut baru terungkap setelah tiga minggu kemudian. Hal ini diketahui saat warga mencium aroma busuk dari dalam rumah yang berpagar tinggi itu.

Kasus meninggalnya seseorang tanpa diketahui oleh warga sekitar bukan hanya kali ini terjadi. Hal ini membuktikan bahwa pola hubungan tetangga dalam masyarakat masa kini sudah bergeser. Tingkat kepedulian dalam suatu hubungan kemasyarakatan berubah menjadi individualistis dan hanya berasas manfaat. Masyarakat masa kini menjadi cenderung abai satu sama lain akibat rendahnya hubungan sosial kemanusiaan. Adanya kasus ini juga menggambarkan lemahnya peran pemimpin dalam bentuk kepedulian dan pelayanan terhadap rakyatnya.

Kondisi suatu masyarakat dan pemimpin suatu negara ditentukan oleh sistem yang mengaturnya. Jika sistemnya baik, maka rakyat dan pemimpinnya akan menjadi baik pula. Jika sistemnya rusak, rakyat dan pemimpin yang memimpinnya juga akan rusak. Oleh karenanya, sistem yang dijadikan pengatur suatu bangsa menjadi titik kunci penentu baik dan buruknya sebuah peradaban.

Sistem yang diemban oleh masyarakat masa kini, khususnya Indonesia, adalah sistem demokrasi kapitalis. Demokrasi kapitalis merupakan sistem yang awalnya berasal dari negara-negara Barat. Landasan sistem ini yaitu pemisahan agama dari negara dan pemisahan agama dengan urusan kehidupan. Sistem yang berideologi kapitalis ini berpendapat bahwa manusialah yang berhak mengatur kehidupannya sendiri.

Pemikiran yang paling menonjol dalam sistem kapitalis adalah kewajiban memelihara kebebasan individu. Kebebasan ini meliputi beberapa bentuk, yaitu kebebasan beraqidah, berpendapat, pemilikan, dan bertingkah laku. Keempat macam kebebasan ini jelas bertentangan dengan aturan Islam. Seorang muslim tidak dibenarkan melakukan seluruh aktivitasnya dengan landasan asal suka tanpa terikat dengan hukum Allah. Salah satu ciri khas dari sistem ini adalah tingkat individualitas dan kesenjangan yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan oleh kebebasan kepemilikan dan bersikap. Dua kebebasan ini membuat masyarakat saling berkompetisi dan menjatuhkan satu sama lain. Walhasil, muncullah kesenjangan sosial yang membuahkan sikap individual di masyarakat.

Di era sebelum teknologi berkembang pesat seperti sekarang, paham kalitalisme belum terlalu menjangkau seluruh masyarakat hingga di pelosok. Namun saat ini, saat teknologi sudah mencapai daerah terpencil dari suatu negara, setiap orang tanpa terkecuali, baik di desa ataupun kota, menganut paham kapitalisme ini. Kondisi ini diperparah oleh berbagai produk hasil teknologi yang membuat rakyat semakin jauh dari sesamanya. Berbagai aplikasi media sosial, hiburan, dan belanja online didesain untuk fokus pada kebahagiaan diri sendiri. Negara pun tidak memberikan tindakan dan edukasi terkait hal ini. Negara justru mendukung ideologi kapitalis ini semakin diaplikasikan dalam segala tataran kehidupan masyarakatnya.

Dunia masa kini telah suram akibat penerapan sistem kapitalis. Sistem kapitalis telah sukses mencetak individu-individu yang individualis dan materialistis, sekadar mengejar manfaat. Dari pejabat tertinggi negara hingga rakyat jelata terjerat oleh sistem ini. Para pemimpinnya sibuk mewujudkan kepentingan para kapitalis, sedangkan para kapitalis sibuk mencari celah memanfaatkan masyarakat sebagai objek meraup keuntungan. Akibat lemahnya peran pemimpin melayani dan melindungi rakyatnya, ditambah kerakusan para kapitalis dalam upaya memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, masyarakat menjadi kesusahan dalam menjalani hidupnya. Alhasil, banyak masyarakat fokus dengan penderitaan diri sendiri dan enggan memikirkan urusan orang lain.

Sistem kapitalis yang diterapkan dan diemban oleh setiap orang saat ini adalah akar permasalahan terjadinya sikap individual pada masyarakat. Selain itu, dekandensi moral dampak dari sistem ini juga makin marak dari hari ke hari. Sikap individualis dan dekadensi moral masyarakat akan terus terjadi hingga jatuh ke jurang lebih dalam, apabila sistem kapitalis masih dibiarkan mengatur kehidupan manusia. Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap persoalan hanya akan selesai dengan tuntas jika menyingkirkan akar permasalahannya. Jadi, cara ampuh menjauhkan masyarakat dari sikap individual adalah dengan mencabut sistem kapitalis sekuler dan menggantinya dengan sistem Islam yang diterapkan secara komprehensif di seluruh sendi kehidupan. Allah SWT berfirman yang artinya, "Apakah hukum jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini agama Allah?" (QS Al-Ma'idah ayat 50).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline