Proses pembelajaran di sekolah merupakan aspek yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik. Robbert Mills Gagne mendefinisikan bahwa belajar adalah sebuah perubahan perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu atau dari pembelajaran yang direncanakan. Oleh karena itu setiap anak memiliki karakteristik dan kebutuhan belajar yang berbeda dan unik. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk tipologi atau tipe-tipe dalam belajar dan perbedaan individual dalam belajar. Sebelum lanjut mengenai apa itu tipologi dalam belajar, apasih tipologi itu?
Tipologi berasal dari bahasa Yunani "typos" yang berarti "tipe" atau "contoh". Dalam konteks ini, "tipo" merujuk pada karakteristik atau ciri khas yang membedakan satu individu atau kelompok dengan yang lainnya. Sementara logi berasal dari bahasa Yunani "logos" yang berarti "kata", "alasan", atau "prinsip". Dalam konteks ini, "logi" merujuk pada sistem atau metode pengelompokan yang logis dan sistematis. Jadi dapat disimpulkan bahwa, tipologi belajar adalah upaya untuk mengklasifikasikan berbagai gaya atau cara belajar yang berbeda-beda berdasarkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing individu.
Tipologi belajar merujuk pada cara unik yang digunakan anak untuk menyerap, memproses, dan memahami informasi. Beberapa gaya belajar yang umum dikenal, seperti gaya visual, auditori, dan kinestetik, menunjukkan bahwa tidak semua anak belajar dengan cara yang sama.
1. Gaya Belajar Visual
Gaya Belajar Visual adalah proses pembelajaran yang mengandalkan pengelihatan sebagai penerima informasi dan pengetahuan. Seseorang yang memiliki gaya belajar visual akan mudah menerima gagasan, konsep, data dan informasi yang dikemas dalam bentuk gambar. Beberapa contoh karakteristik orang khususnya peserta didik dengan gaya belajar visual adalah:
- Lebih mudah mengingat informasi yang dilihat daripada yang didengar
- Lebih suka membaca daripada dibacakan
- Tertarik melihat gambar-gambar atau warna warna yang mencolok
- Berbicara dengan tempo yang sedikit lebih cepat
Contoh aktivitas dalam pembelajaran:
- Lebih suka menonton video tutorial apabila ada materi yang tidak dimengerti
- Membuat peta pikiran dengan semenarik mungkin
- Menggunakan flashcards dengan gambar biasanya ini untuk batita
- Lebih menagkap pembelajaran melalui presentasi dengan slide atau PPT
2. Gaya Belajar Audiotori
Mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Karakteristik gaya belajar seperti ini benar-benar menempatkan pendengaran sebagai alat utama menyerap informasi atau pengetahuan. Artinya, kita harus mendengar, barukemudian kita bisa mengingat dan memahami informasi itu. Ada beberapa karakteristik yang khas bagi siswa yang memiliki gaya belajar auditorial, yaitu :
- Siswa yang memiliki gaya belajar ini adalah semua informasi hanya bisa diserap melalui pendengaran
- Memiliki kesulitan untuk menyerap informasi dalam bentuk tulisan secara langsung; dan
- Memiliki kesulitan menulis ataupun membaca.
- Mendengarkan podcast atau audiobook
- Berdiskusi dengan teman tentang materi pelajaran
- Mengikuti kelas yang melibatkan banyak diskusi
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar kinestetik adalah gaya belajar yang melibatkan gerakan fisik, sentuhan, dan stimulasi sensorik untuk memproses informasi dan memahami dunia sekitar. Pembelajar kinestetik lebih mudah memahami informasi melalui gerakan, pengalaman langsung, atau aktivitas fisik. Mereka sering kali belajar dengan melakukan atau mencoba sendiri.
Karakteristik individu:
- Suka bergerak atau melakukan aktivitas fisik saat belajar.
- Mudah mengingat informasi yang dipelajari melalui praktek atau eksperimen.
- Seringkali belajar sambil berjalan-jalan atau melakukan gerakan tubuh.
- Lebih suka belajar dengan cara melakukan daripada hanya membaca atau mendengarkan.