Lihat ke Halaman Asli

Hubungan "Beracun" Antara Ibu dan Anak

Diperbarui: 29 September 2019   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seorang penulis Amerika-Asia bernama Amy Tan bercerita bahwa dia memiliki hubungan yang "sulit" dengan ibunya yang bernama Daisy. Pada suatu ketika ibunya meletakkan pisau di leher Amy dan mengancam akan membunuhnya saat keduanya berdebat tentang pasangan baru Amy.

Daisy juga  sering mengancam akan bunuh diri dan pernah mencobanya sekali namun gagal. Amy  berharap tidak ingin ia seperti ibunya yang meninggal karena bunuh diri.

Amy Tan tumbuh dengan hubungan yang beracun dari ibunya yang yang selalu mengancam dan itu membuat trauma, yang paling menyeramkan dari hubungan "racun" adalah bahwa tanda-tandanya tidak selalu terlihat pada pandangan awal bahkan beberapa orang tidak menyadari bahwa mereka tidak memiliki hubungan yang sehat dengan ibu mereka sampai mereka bertambah tua.

Dalam beberapa kasus ketika sudah terlambat selalu ada ketegangan yang belum terselesaikan antara anak dan ibunya. Akan tetapi mereka tidak tahu mengapa.Disini anda dapat melihat ada 6 jenis hubungan tidak sehat antara ibu dan anak perempuannya

1.Teman Akrab
ini terjadi ketika sang Ibu bercita-cita ingin menjadi sahabat terbaik sang putri alih-alih berperan sebagai ibu atau orang tua. Sang Ibu tahu segalanya tentang kehidupan putrinya.

Sang ibu selalu menawarkan dukungan emosional yang besar namun saat putri menjadi besar dan ingin hidupnya sendiri dan melakukan kegiatan Mandiri sang ibu akan terus memperlakukannya sebagai boneka dan ingin anaknya selalu mengikuti kata dan saran dari ibunya.

Dalam hubungan semacam ini anak perempuan itu jarang menerima sikap disiplin dari ibunya dan dia memiliki masalah dalam mengembangkan keterampilan praktis dalam kehidupan karena dia tidak diberi panduan yang tepat oleh ibunya.

2. Boss dan bawahan
Hubungan ini terjadi saat Sang Ibu ingin mengendalikan dan menguasai hidup putrinya. Seperti sikap boss pada bawahannya sang Ibu sering menuntut, berpikiran tertutup dan mengharapkan anak perempuan untuk mengikuti standar Dan harapannya. Seringkali dia kurang empati dan menekan putrinya untuk melakukan segalanya dengan benar. Anak perempuan itu sering merasa semua harus dilakukan dengan sempurna untuk mendapatkan persetujuan dari ibunya. Dia sering menunjukkan harga dirinya dan takut ditolak atau diadili dengan keras oleh orang lain. Sang putri yang menjadi besar akan mengembangkan kebencian terhadap Ibunya dan akan sering memberontak entah itu menjerit atau diam.

3. Saingan
Dalam hubungan ini sayang ibu melihat putrinya sebagai saingannya. Meskipun sang Ibu mungkin tampak seperti mendukung anak perempuannya. Namun sebenarnya di dalamnya dia merasa tidak aman tentang dirinya ketika dia bersama anaknya. Sang ibu selalu membandingkan dirinya dengan putrinya untuk melihat siapa lebih cantik, kurus, lebih pintar atau lebih sukses. Alih-alih mengembangkan hubungan berbasis dalam pengertian dan penerimaan ibunya malah terlalu focus untuk membandingkan. Anak perempuan yang sering merasakan ini memiliki konflik internal dan tidak merasa berguna dan banyak kekurangan.

4. Peran yang tertukar
Peran ini terjadi ketika ibu mengharapkan putrinya melakukan fungsi sebagai orang tua dan dia berharap anaknya ada untuk mendukungnya. Hubungan ini terjadi ketika ibu belum dewasa atau belom siap untuk memiliki anak dan merasa ingin terus diperhatikan. Hubungan ini diarahkan ke satu sisi saja. Sang Putri akan merasa ditinggalkan dan diremehkan karena Sang ibu terlalu berfokus pada kebutuhannya saja . Disini sang ibu menanamkan bahwa kebutuhannya adalah kebutuhan sang anak juga dengan anak merasa ketika dia telah memenuhi kebutuhan ibunya dia juga akan mendapatkan kebutuhannya sendiri dan memastikan bahwa sang ibu adalah orang yang boleh menmanfaatkan putrinya. Pada usia dini anak perempuan itu belajar bahwa dia perlu mengorbankan dirinya dan menempatkan orang lain di depan. Seiring bertambahnya usia ia sering mengalami masalah harga diri dan akan kesulitan mengatakan tidak. untuk menetapkan batasan untuk dirinya sendiri.

5. Hantu
Dalam hubungan ini sang Ibu selalu ada secara emosional atau fisik saja untuk putrinya. Jika sang Ibu tidak ada secara emosional ia dapat memilih untuk meninggalkan atau mempertahankan cinta putrinya dan memberikannya kepada orang lain. Jika Ibu memutuskan atau menghilang dan dia akan meninggalkan putrinya kepada ayah biologishnya atau wali lain yang bisa merawatnya. Anak perempuan itu sering tidak menerima penjelasan atau mengapa ibunya melarikan diri. Seriing tumbuh dengan kekosongan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline