Lihat ke Halaman Asli

Anak dan Puasa Pertamanya

Diperbarui: 9 Mei 2019   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Puasa memanglah tidak wajib hukumnya bagi anak yang belum baligh, tetapi ketika kita mulai mengajarkan puasa kepada anak pada saat mereka belum baligh akan menjadi Pondasi yang kuat ketika anak telah mencapai usia baligh. Puasa Ramadhan adalah saat yang tepat untuk mengajatakan puasa bagi anak, katena puasa ramadhan memiliki suasana yang beda dibanfing puasa yang lainnya.

Pada usia ini kita bisa Mulai mengajarkan puasa pada anak karena perkembangan kognitif anak sudah mulai berkembang, maka anak sudah bisa mengerti atau memahami pengertian dari puasa walaupun yang diketahui anak puasa hanyalah menahan lapar dan haus. Beri pengertian juga bahwa ketika puasa kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan ketika mereka tidak mendapatkan makanan seperti para tunawisma ataupun gelandangan.

Hidupkan suasana Ramadhan yang berbeda di rumah agar anak menunggu Ramadhan tahun depan selanjutnya.Tidak harus sehari penuh kita bisa memulai mengajari anak untuk berpuasa hanya beberapa jam saja puasa sendiri dapat membentuk kepribadian anak. Dari sisi kognitif anak dilatih untuk berpikir kreatif, kemudian dari sisi emosi anak diajak untuk menahan diri dan dari sisi sosial anak diajak unyuk peduli pada sesama. Melihat banyaknya manfaat dari berpuasa maka sehendaknya kita selaku orang tua harus aktif dan mengajak anak berpuasa.

Tak lupa juga mengingat anak adalah peniru yang ulung, kita selaku orang tua tidak boleh terlihat lesu dan tidak semangat ketika menjalani puasa. Kita bisa mengajarkan anak untuk sahur, shalat tarawih, tadarus harian dan berbagai kegiatan lain yang biasa kita temui saat bulan Ramadhan. Berbagai tips dan trik juga bisa kita gunakan agar anak tidak merasa seharian menunggu buka puasa, kita bisa mengajak anak mengerjakan berbagai kegiatan menarik agar anak lupa bahwa hari itu ia sedang berpuasa. Para orang tua juga bisa menceritakan berbagai kisah nabi secara menarik.

Tetap hargai ketika anak mulai mengeluh lapar dan haus. Wajar bagi anak-anak jika mereka secara spontan mengatakan bahwa ia lapar atau haus. Karena ia juga dalam proses belajar,  jangan langsung mengejeknya atau memarahinya ketika ia mulai mengeluh. Karena anak adalah seseorang yang jujur dan spontan dalam mengeluarkan ekspresi nya.

Kita juga bisa memberi reward atau penghargaan ketika anak sudah bisa berpuasa walaupun tidak sehari penuh
Reward ini dapat menjadi penyemangat anak pada puasa-puasa selanjutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline