Lihat ke Halaman Asli

Hafizhah R. Humanisa Nasution

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga

Mengenal dan Menganalisa Bisnis Hotel Syariah yang Kian Marak di Indonesia

Diperbarui: 5 November 2020   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Shutterstock

 

Membedakan Hotel Syariah dan Konvensional

Bisnis Perhotelan belakangan telah memasuki babak baru dalam inovasi dan konsep pelayananya. Bila selama ini citra hotel dianggap sebagai tempat yang tidak bersih dari perniagaan kotor semacam isu-isu sex dan asusila serta minuman keras ( yang dalam agama Islam adalah haram), maka hotel yang menisbatkan dirinya sebagai hotel syariah berusaha memperbaiki dan merubah citra tersebut dengan pelayanan yang  berusaha memenuhi standar halal.

Dalam sebuah kasus pelayanan hotel yang sudah menerapkan konsep syariah, perubahan pelayanan yang dibuat adalah seperti meniadakan bar dan night club, meniadakan minuman beralkohol, serta meniadakan panti pijat yang dicurigai mengundang aksi asusila. Banyak juga hotel yang melakukan screening kepada para calon pelanggan hotel. Contohnya: pelanggan yang berpasangan haruslah mereka yang sudah menjadi suami istri.

Jika kita perinci secara lebih lanjut, biar kita lebih memahami bedanya hotel syariah dan hotel konvensional, maka perbedaan pelayanan yang disajikan seperti; Makanan dan  minuman di hotel harus bersertifikat halal, terutama dalam hal ini, makanan dan minuman harus memenuhi standar dan sertifikat yang sudah disertifikasi oleh MUI. Hotel Syariah biasanya juga menyediakan rest room yang memiliki air yang cukup untuk bersuci (wudhu, istinja,dll). Bedanya dalam hotel konvensional, hanya menyediakan sanitasi dengan pengairan yang minim, misalnya hanya menyediakan tisu di toilet.

Dalam hotel syariah fasilitas religius juga tersedia untuk para tamu yang beragama Islam. Sebagai contoh, tersedianya alat sholat seperti sajadah, ataupun kitab suci Al-Qur’an. Dalam hotel konvensional, hal semacam ini tidak akan kita temui kecuali kita yang membawanya sendiri. Hotel syariah juga memberikan standar ketika check in kepada para pelanggannya. Dalam hal ini banyak hotel syariah yang mensyaratkan membawa buku nikah bagi pelanggan yang ingin menginap bersama dalam satu kamar.

Dari sisi hotel yang sudah menihilkan adanya makanan haram dan minuman beralkohol, hotel syariah pun melarang kepada pengunjung agar tidak membawa makanan dan minuman haram tersebut. Hal ini agar memancing timbal balik yang bagus antara pengunjung dan penyedia layanan hotel dalam membangun nuansa syariah  yang asri.

Begitu gambaran singkat pelayanan hotel berbasis syariah yang menjadi dasar perbedaanya dengan hotel konvensional. Perbedaan tersebut amat kentara disebabkan perubahan pelayanan, walupun segmentasi pelanggan tidak membedakan masyarakat, serta tidak memandang Muslim ataupun non muslim.

Keuniversalan Bisnis Hotel Syariah

Walaupun mengusung konsep syariah yang diadaptasi dari produk hukum dalam agama Islam. Rupanya faktor agama tidak menjadi pembeda dalam penerimaan pelanggan hotel syariah. Hotel syariah ini juga menyasar segmen non muslim. Meskipun layanan berstandar syariah tetap diberikan.

Dalam hal ini, ahli perbankan dan perbisnisan syariah Syafi’i Antonio,mengatakan bahwa syariah memiliki keunikan tersendiri, syariah tidak hanya komperehensif dalam bisnis, namun juga universal. Universal ini bermakna bahwa bisnis syariah ini bisa diterapkan di setiap waktu dan setiap tempat, serta bisa diaplikasikan dan dikonsumsi oleh setiap manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline