Siapa sih yang tidak kenal novel Tere Liye? Beberapa tahun terakhir ini, Tere Liye menjadi salah satu sosok penulis yang tengah menjadi sorotan. Hal ini tentu saja bukan karena kontroversinya, melainkan karena produvitasnya dalam menciptakan karya sastra yang luar biasa, baik itu novel maupun dalam bentuk serius atau cerita bersambung.
Tentu kamu tahu Tere Liye mempunyai gaya bahasa yang khas dalam menuturkan ceritanya. Perpaduan beberapa gaya bahasa dalam satu karya sastra menyebabkan banyak pembaca tidak mampu memahami maknanya. Mungkin beberapa orang malas membaca karena bahasanya "cukup baku". untuk genre ringan seperti drama, dan romansa, tulisan seperti itu masih nyaman dinikmati, tapi bagaimana kalau cerita bertema aksi-politik?? Apakah Tere Liye bisa membawakan suasana dengan tulisannya? Nah, mari kita bahas semua disini.
Tere Liye menerbitkan novel seri aksinya pertama kali pada tahun 2013, yaitu novel Pulang. Sebuah judul yang begitu singkat dan penuh tanda tanya untuk sebuah judul novel, apa yang dimaksud pulang dalam novel ini? Nah, Ini adalah sebuah kisah tentang perjalanan pulang, melalui pertarungan demi pertarungan, kesedihan demi kesedihan, untuk memeluk erat semua kebencian dan rasa sakit. Itulah definisi Pulang dari buku ini.
Buku ini mengisahkan perjalanan hidup Bujang, seorang anak laki-laki yang mengalami kehidupan sulit di hutan rimba Sumatra sejak usia 15 tahun, terancam oleh monster mengerikan dan kemudian diambil oleh Teuku Muda, seorang bos mafia yang dekat dengan ayahnya, dan Bujang menjadi kepala keluarga Tong dalam bisnis Shadow Economy.
Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama dengan alur maju mundur. Karakter Bujang diceritakan dengan sangat menarik karena menggunakan sudut pandang orang pertama sehingga pembaca dengan mudah masuk ke dalam cerita.
Awalnya saya adalah tipe orang yang tidak terlalu menyukai cerita yang menggunakan sudut pandang orang pertama, dan saya tidak terlalu berharap cerita ini akan berkesan saat selesai membacanya, karena saat sebelum saya membaca buku ini, saya membaca buku seri bumi yang menurut saya sendiri ceritanya memang bagus, tapi tidak terlalu membuat saya terkesan sampai berlarut-larut. Tapi saat membaca buku Pulang ternyata dugaan saya salah! Buku Pulang ini adalah salah satu buku yang membuat saya terbawa suasana, dari suasana tempat, kejadian, berbagai karakter itu semua disusun secara sempurna.
Penggunaan bahasa yang digunakan juga tidak seperti bahasa yang terlalu baku seperti novel terjemahan, jadi saya seperti bisa langsung membayangkan semua kejadian saat membacanya. Awalnya saya ragu Tere Liye bisa membawakan gaya bahasa novel aksi dengan sempurna, tapi buku ini telah menjawab pertanyaan saya. Tere Liye benar-benar bisa membuat banyak suasana dan gaya tulisan sesuai genrenya. Semua plot dan alurnya di-riset dengan sangat baik, Tere Liye benar-benar bisa menggambarkan permasalahan Shadow Economy, kepemerintahan, dan yang lainnya dengan detail dan terasa nyata.
Selain novel Pulang, novel seri aksi Tere Liye sudah berjumlah 7 saat ini, yaitu novel Pergi, Pulang-Pergi, Negeri di Ujung Tanduk, Negeri para Bedebah, Bedebah di Ujung Tanduk, dan Tanah Para Bandit.
Setiap cerita menggunakan berbagai sudut pandang dari orang yang berbeda, bahkan ada yang menggunakan sudut pandang orang ketiga. Kalian akan banyak bertemu berbagai karakter menarik seperti Thomas, White, Diego, Padma, Tuanku Iman, Salonga, si kembar Yuki dan Kiko, dan masih banyak lagi.