Rawa Pening (05/12/2021) - Rawa Pening adalah danau alami yang letaknya berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Banyak masyarakat di pinggir Rawa pening yang menggantungkan hidupnya melalui hasil alam di Rawa Pening. Contohnya saja yaitu nelayan. Terdapat dua jenis nelayan di daerah Rawa Pening, yaitu nelayan penangkap ikan dan nelayan eceng gondok yang mengumpulkan eceng gondok.
Seperti yang kita ketahui bahwasannya air danau atau rawa seperti Rawa Pening merupakan air yang berasal dari aliran air di sekitar rawa seperti sungai maupun air dari pemukiman warga. Secara tidak langsung berbagai limbah maupun pencemaran yang berasal dari industri atau pemukiman dapat ikut mengalir menuju ke danau atau rawa. Hal tersebut merupakan salah satu penyebab mengapa eceng gondok dapat berkembang biak dengan sangat cepat di Rawa Pening.
Kandungan pada air di Rawa Pening tidak hanya mengandung senyawa kimia yang datang dari berbagai macam industri, namun berbagai bakteri dan kuman dapat berkembang biak dengan baik di daerah rawa yang tenang dan lembab. Nelayan memiliki risiko yang besar akibat kandungan air di Rawa Pening. Berbagai penyakit dapat muncul akibat air Rawa Pening contohnya penyakit kulit yang dapat diderita oleh nelayan.Untuk mencegah terjadinya penyakit kulit akibat air di Rawa Pening, nelayan perlu menjaga kebersihan dirinya sebelum dan setelah bekerja di rawa. Upaya menjaga dan memelihara kebersihan individu atau disebut sebagai hygiene perlu diterapkan oleh nelayan di Rawa Pening.
Untuk mengetahui penyakit kulit dan perilaku higiene pada nelayan di Rawa Pening, mahasiswi atas nama Nisrina Ocktalifa Chumair dari tim KKN PHP2D KSR FKM Undip melakukan survei skala kecil kepada nelayan pencari ikan yang berasal dari Desa Kesongo. Melalui survei tersebut, nelayan juga diberikan edukasi mengenai perilaku higiene yang harus dilakukan oleh nelayan agar terhindar dari penyakit kulit.
Nelayan dari Desa Kesongo rata-rata menghabiskan waktunya di rawa selama 7-8 jam per hari. Namun, lama mereka di rawa juga dipengaruhi oleh cuaca pada saat itu pula. Mereka akan pulang lebih awal jika cuaca tidak mendukung, misalnya saja terjadi gelombang besar. Mereka menyatakan bahwa saat di rawa suasana dingin, hingga dapat menyebabkan kedinginan hingga hipotermia.
Hasil survei menyatakan bahwa beberapa nelayan mengalami penyakit kulit seperti gatal-gatal, cacar air, dan herpes. Mereka menuturkan bahwa penyakit herpeslah yang paling banyak diderita nelayan pada saat survei dilakukan. Mereka juga menyatakan bahwa penyakit kulit tersebut tidak sering terjadi, namun hanya dibeberapa kesempatan saja. Air di pinggiran Rawa Pening lebih tinggi risikonya menyebabkan penyakit kulit dibandingkan air di tengah rawa. Menurut para nelayan hal tersebut dikarenakan air di tengah rawa jauh dari daratan yang mengandung bahan pencemar.
Nelayan telah mengenakan alat perlindungan diri yang baik seperti mengenakan sarung tangan, penutup kepala, sepatu boot, dll. Namun, beberapa dari mereka masih mengenakan alat perlindungan diri yang minim, seperti tidak mengenakan sarung tangan. Beberapa di antara mereka juga sudah melengkapi diri dengan mengenakan pakaian lengan panjang dan berlapis.
Kebiasaan yang mereka lakukan setelah pulang dari mencari ikan adalah mencuci tangan hingga bersih. Melalui edukasi higiene, nelayan dianjurkan untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Setelah sampai di rumah para nelayan juga dianjurkan untuk menyegerakan mandi agar kuman yang menempel di tubuh segera hilang. Melalui edukasi tersebut, para nelayan disarankan untuk mencuci alat-alat yang mereka gunakan saat mencari ikan di rawa. Hal tersebut bertujuan agar kuman-kuman tidak terbawa dan dalam keadaan bersih saat digunakan. Pakaian yang dikenakan nelayan saat di rumah dan di rawa juga harus berbeda, supaya terhindar dari kotoran-kotoran yang menempel di pakaian saat menangkap ikan di rawa.
Para nelayan tersebut menyambut baik survei dan edukasi yang dilakukan. Bahkan, salah satu dari mereka membagikan pengalaman dan hal yang mereka ketahui mengenai higiene serta bagaimana menyikapinya jika mengalami penyakit kulit. Harapannya melalui survei dan edukasi hygiene yang telah diberikan kepada nelayan dapat diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari mereka baik sebelum maupun setelah mencari ikan di rawa.
Penulis : Nisrina Ocktalifa Chumair (25000119130111)
Fakultas Kesehatan Masyarakat