Bulan April tahun 2022 seyogyanya tidak hanya disambut oleh umat muslim saja. Bulan keempat dalam kalender Masehi ini ternyata bisa menjadi pionir perwujudan dari salah satu nilai dalam Dasar Negara Indonesia, yakni Pancasila Sila ke-3.
Yuph, indahnya kebersamaan dalam satu bulan menyambut dua agenda berbeda dalam hari keagamaan merupakan suatu hal yang lumrah terjadi di Indonesia. Dengan semboyan pamungkas yang sering digaungkan, yakni “Bhineka Tunggal Ika”, sudah dapat dipastikan Indonesia memiliki ragam budaya, suku, etnis, hingga kepercayaan yang dianut oleh masing-masing penduduknya.
Tepat di bulan April ini, penduduk muslim di Indonesia sedang menunaikan ibadah puasa, hal ini dilakukan selama sebulan penuh sebelum menyambut hari kemenangan sebulan kemudian di hari nan Fitri nanti.
Menariknya, bukan sebuah pemandangan yang biasa, ternyata Jumat Agung dan hari Paskah pun jatuh di bulan ini. Menurut keterangan Geraldine Giovanni Tan selaku mahasiswi Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Administrasi Bisnis angkatan 2020, ia mengaku bahwa baru di tahun ini Jumat Agung dan peringatan Paskah bertepatan pada saat umat muslim juga sedang menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan.
“Mengenai peringatan Jumat Agung dan Paskah, sebenarnya tergantung kalender Masehi, dan setiap tahun pasti tanggalnya berubah-ubah. Melihat dari pengalaman dua tahun kemarin, tidak bersamaan dengan agenda Ramadan, baru untuk tahun ini saja.” Tuturnya.
Sebagai umat kristiani yang kehidupannya berdampingan dengan umat muslim, perempuan berdarah Tionghoa itu juga mengaku sering berbagi kepada sesama di sekitarnya. Hubungan ini kemudian semakin hari semakin tumbuh sebagai timbal balik yang saling menguntungkan satu sama lain (simbiosis mutualisme). Seperti ketika Idul Adha, tetangganya selalu berbagi daging hasil qurban dan ketika perayaan natal maupun Imlek, ia pun tak lupa untuk membalas budi sesamanya.
Makna Jumat Agung dan Paskah
Seperti halnya peringatan bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang pelaksanaannya beriringan, begitu pula dengan Jumat Agung dan hari Paskah dalam tradisi agama Kristen. Perempuan berusia dua puluh tahun itu menjelaskan, jika Jumat Agung diperingati sebagai hari kematian Tuhan Yesus atau biasa disebut pengorbanan Tuhan Yesus di kayu salib untuk menebus dosa-dosa umat-Nya (Juru selamat).
Ia menambahkan, “di ibadah Jumat Agung juga ada perjamuan kudus, para jemaat diberi roti dan anggur untuk dimakan juga diminum. Roti dan anggur itu lambang tubuh serta darah Yesus. Sebelum makan dan minum, Pendeta akan melampirkan beberapa ayat dari Alkitab.”
Berdasarkan penuturan Pendetanya, Geraldine menjelaskan jika perjamuan kudus sebenarnya tidak selalu jatuh pada jumat agung saja, tetapi di setiap bulan pada awal minggu pertama pasti akan selalu diperingati karena hal tersebut merupakan simbol dari kematian dan kebangkitan-Nya. Sedangkan, esensi hari paskah sendiri merupakan hari kebangkitan Yesus di kayu salib dengan tujuan Yesus bangkit memberikan kehidupan yang kekal bagi umat-Nya.